Apsifor Buka Suara soal Isu Bullying di Balik Kematian Diplomat Arya Daru
- pexel @download-a-pic-donate-a-buck
Viva, Banyumas - Kematian misterius diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban kuning pada 8 Juli 2025 di indekosnya di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, memunculkan berbagai spekulasi publik.
Isu tentang bullying di tempat kerja mulai berkembang, tetapi Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor), yang turut terlibat dalam penyelidikan psikologis, mengungkapkan temuan berbeda yang mengarah pada tekanan psikologis pribadi Arya, bukan bullying.
Perwakilan Apsifor, Nathanael EJ Sumampouw, yang hadir dalam konferensi pers pada 29 Juli 2025, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan wawancara mendalam dengan keluarga, rekan kerja, dan atasan Arya, serta menelaah dokumen terkait kehidupan profesional dan pribadi almarhum.
"Kami mendapatkan informasi bahwa Arya Daru Pangayunan dikenal sebagai pribadi yang sangat positif, bertanggung jawab, dan suportif terhadap rekan kerja. Beliau juga dikenal sebagai pekerja keras yang selalu diandalkan," ujar Nathanael dilansir dari tvonenews.
Namun, dalam analisis psikologi forensik, Apsifor mencatat bahwa meskipun Arya adalah individu yang sangat peduli terhadap lingkungan kerjanya, ia mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi negatif, terutama dalam situasi tekanan yang tinggi.
Tekanan tersebut menurut Apsifor mempengaruhi pandangannya terhadap diri sendiri, lingkungan, dan masa depan. Dari informasi yang dihimpun, Arya juga pernah mencoba mengakses layanan kesehatan mental secara daring pada tahun 2013 dan 2021.
Hal ini menunjukkan adanya usaha untuk menangani tekanan psikologis yang ia alami, meskipun interaksi dengan rekan kerja di periode terakhir kehidupannya tidak menunjukkan adanya perubahan signifikan atau indikasi permasalahan serius.