SBY: 24 Juta Warga Indonesia Masih Miskin, Ini Bukan Sekadar Angka
Kamis, 31 Juli 2025 - 06:21 WIB
Sumber :
- instagram @sb.yudhoyono
Viva, Banyumas - Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kembali menyuarakan keprihatinannya terhadap isu kemiskinan dan ketimpangan sosial yang masih menyelimuti Indonesia dan dunia. Dalam pidato kebangsaannya bertema “The World Disorder and The Future of Our Civilization” yang digelar oleh Institut Peradaban di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).
SBY menyebut bahwa saat ini masih ada sekitar 24 juta warga Indonesia yang hidup dalam garis kemiskinan.
“Di Indonesia, sekitar 24 juta orang hidup dalam kemiskinan. Ini bukan sekadar tantangan sosial ekonomi. Ini adalah krisis keadilan global,” tegas SBY dalam pidatonya.
Baca Juga :
Ini Pemain Timnas Indonesia U23 yang Diwaspadai Pelatih Vietnam Kim Sang Sik, Bukan Jens Raven
SBY menambahkan, fenomena kemiskinan tidak hanya terjadi di Indonesia. Berdasarkan data global, sekitar 838 juta orang di dunia setiap malam pergi tidur dalam keadaan lapar. Menurutnya, situasi ini menunjukkan ketimpangan global yang semakin tajam dan berbahaya bagi masa depan peradaban.
Ketimpangan dan Ironi Sosial Miliarder Terbang ke Angkasa Dalam pidatonya, SBY juga menyinggung ironi dunia saat ini, di mana di satu sisi jutaan orang tidak bisa makan tiga kali sehari, sementara di sisi lain miliarder dunia berlomba-lomba pergi ke luar angkasa.
“Kita melihat orang-orang superkaya melakukan perjalanan luar angkasa, sementara miliaran lainnya berjuang untuk bertahan hidup. Ini bukan hanya ketimpangan ekonomi, tapi juga ketimpangan moral,” ungkapnya.
SBY memperingatkan bahwa jika ketimpangan ini dibiarkan, dunia bisa menghadapi instabilitas sosial, ekstremisme, hingga konflik antar kelas. Solusi Inklusif dan Gagasan Jalan Tengah Meski demikian, SBY tetap menyuarakan optimisme.
Halaman Selanjutnya
Ia menekankan pentingnya ekonomi yang inklusif, sistem perpajakan yang adil, serta akses pendidikan dan digitalisasi yang merata sebagai kunci untuk mengatasi ketimpangan. Menariknya, SBY juga mengutip gagasan tokoh revolusioner China, Sun Yat Sen, sebagai inspirasi untuk menemukan keseimbangan baru dalam sistem ekonomi global.
