Tragedi Sunyi Orang Weton Pon: Terlalu Kuat Hingga Tak Ada yang Peduli
- pexel @eberhardgross
Viva, Banyumas - Dalam kehidupan sehari-hari, orang kelahiran Pon dikenal sebagai pribadi yang tenang, kuat, dan penuh tanggung jawab. Mereka selalu hadir di saat orang lain membutuhkan, tak pernah mengeluh, dan selalu menebar senyum meski hatinya sedang hancur.
Tapi siapa sangka, di balik kekuatan itu tersembunyi tragedi sunyi yang jarang disadari orang lain? Orang Pon sejak kecil sudah terbiasa untuk tidak mengeluh. Mereka diajarkan untuk menjadi tangguh, tidak cengeng, dan tak menyusahkan orang lain.
Lama kelamaan, mereka pun terbiasa memendam luka sendiri. Ketika sedih, mereka hanya diam. Saat kecewa, mereka tersenyum. Dan ketika benar-benar lelah, mereka tetap hadir untuk orang lain. Namun, justru karena terlalu sering terlihat kuat, orang Pon tidak diberi ruang untuk rapuh.
Ketika mereka jatuh, tak ada yang bertanya, “Kamu baik-baik saja?” Semua mengira mereka bisa bangkit sendiri. Padahal, bisa jadi mereka hanya tidak tahu cara meminta tolong. Tragedi sunyi orang Pon terletak pada ketidakmampuan orang sekitar membaca bahasa diam mereka.
Dilansir dari laman Youtube Seputar Weton, Ketika mereka menarik diri, itu bukan karena sombong atau menjauh. Tapi karena sudah terlalu lelah berpura-pura kuat. Sayangnya, banyak orang justru menyalahartikan sikap itu.
Saat mereka akhirnya menangis atau marah, orang akan terkejut: “Kok kamu jadi begini? Bukannya kamu biasanya sabar?” Padahal itu bukan perubahan sikap, melainkan akumulasi dari luka-luka yang tak pernah diobati.
Orang Pon punya hati yang besar, tapi bahkan lautan pun bisa kering jika terus disedot dan tak pernah diisi kembali.