Anak Bungsu Saksikan Ibunya Ditusuk 12 Kali oleh Serma TNI di Deli Serdang
- instagram @kindelmedia
Viva, Banyumas - Warga Desa Sei Sembayang, Kecamatan Sunggal, digegerkan oleh aksi brutal seorang anggota TNI berpangkat Sersan Mayor (Serma) berinisial TDA yang tega menghabisi nyawa istrinya sendiri, Astri Gustina Ayu Yolanda.
Lebih miris lagi, tindakan keji itu dilakukan di hadapan anak bungsunya yang masih kecil. Peristiwa berdarah ini terjadi pada Selasa (23/7/2025) malam. Menurut kesaksian keluarga korban, Serma TDA menusukkan sangkur sebanyak 12 kali ke tubuh istrinya.
Korban yang mengalami luka parah sempat dilarikan ke RSUD Dr. Julham, namun sayang nyawanya tak tertolong. Salah satu saksi kunci adalah anak bungsu pasangan tersebut. Bocah malang itu menyaksikan langsung aksi ayahnya terhadap sang ibu.
“Katanya dia (anak bungsu) melihatnya, di depan anak itu, 'Mamak ditusuk pakai pisau',” ungkap Astri Novida, kakak kandung korban yang dikutip dari tvonenews.
Motif sementara dari aksi brutal ini diduga kuat berasal dari masalah rumah tangga yang sudah lama memanas. Menurut Novida, adiknya sering mengeluh soal perselisihan dengan suaminya.
“Dia sering curhat, bilang capek, enggak sanggup lagi,” ucapnya sedih.
Selain itu, faktor ekonomi juga disebut sebagai pemicu utama pertengkaran. Korban hanya diberi uang belanja Rp100 ribu per hari, yang tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, Astri terpaksa berjualan dari siang hingga malam demi mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
Yang lebih memperparah, Serma TDA juga disebut gemar berjudi.
“Karena suaminya suka main judi jadi uangnya enggak pernah cukup,” tambah Novida. Kini, keluarga besar korban menuntut keadilan atas tragedi yang terjadi. Mereka berharap Panglima TNI dan pihak berwenang memberikan hukuman setimpal kepada pelaku.
“Kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya. Kami juga mohon bantuan untuk anak-anak korban yang masih kecil,” ujar Novida penuh harap.
Kasus ini telah ditangani oleh pihak berwajib dan dalam proses hukum di institusi militer. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kekerasan dalam rumah tangga bisa berujung tragis bila tidak segera ditangani secara bijak dan adil