Car Free Night Tegal Tuai Pro Kontra, PKL Keluhkan Sepinya Pembeli

Ilustrasi CFN Tegal ditujukan ciptakan kota ramah pejalan kaki
Sumber :
  • pexel @Steven Arenas

Viva, Banyumas - Pemerintah Kota Tegal mulai menerapkan uji coba Car Free Night (CFN) sejak Sabtu, 5 Juli 2025, dengan menutup sejumlah ruas jalan utama di sekitar Alun-Alun Tegal untuk kendaraan bermotor.

Ramai Pro Kontra! Ini 5 Daerah di Jateng yang Menolak dan Menerapkan 5 Hari Sekolah

Kegiatan ini dirancang untuk menciptakan ruang publik yang lebih ramah bagi pejalan kaki, sekaligus menekan polusi udara dan kebisingan di pusat kota saat malam akhir pekan yang menimbulkan keluhan dari PKL. Car Free Night direncanakan berlangsung setiap akhir pekan selama dua hari, yakni Sabtu dan Minggu malam.

Namun, belum genap dua kali dilaksanakan, kebijakan ini sudah menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama dari pedagang kaki lima (PKL) yang merasa terdampak langsung oleh penutupan jalan salah satunya pembeli yang sepi. Salah satu PKL, Rudi (43), yang biasa berjualan di sisi timur Alun-Alun Tegal, mengaku mengalami penurunan omzet yang signifikan sejak CFN diterapkan.

PKL Bung Karno Ogah Pindah, Sewa Lapak Rp12 Juta Dinilai Mencekik

Biasanya malam minggu itu rame banget. Sekarang sepi karena orang bingung masuknya dari mana. Jalannya ditutup semua. Menurut Rudi, sebagian besar pembeli yang biasa mampir adalah pengguna kendaraan bermotor yang melintas.

Dengan adanya penutupan total akses kendaraan, mobilitas warga menjadi terganggu, dan hal itu berdampak langsung pada omzet para pedagang. Keluhan serupa juga disampaikan oleh beberapa pedagang lain yang mengandalkan keramaian malam minggu untuk menutup target harian.

Drama Sadis COD di Pamekasan: Kurir Dicekik, Uang Diambil Istri Pembeli

Mereka berharap pemerintah mengevaluasi skema pelaksanaan CFN agar tetap memberikan ruang aktivitas ekonomi bagi PKL. Di sisi lain, Pemkot Tegal menyatakan bahwa program Car Free Night bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan kota dan memberikan ruang aman bagi warga, khususnya pejalan kaki dan pengguna sepeda.

Penutupan jalan dinilai penting demi menciptakan suasana malam yang sehat, tertib, dan nyaman.

Dikutip dari laman Instagram @waduke_njeblug, Perwakilan Dinas Perhubungan Kota Tegal mengatakan Pemerintah sedang melakukan uji coba dan akan mengevaluasi dampaknya secara menyeluruh, termasuk masukan dari masyarakat dan pedagang. Beberapa warga justru menyambut baik program ini karena bisa menikmati suasana malam hari tanpa kebisingan dan polusi.

Beberapa komunitas sepeda dan keluarga pun terlihat menikmati ruang jalan yang bebas kendaraan. Meski begitu, keseimbangan antara kepentingan lingkungan dan ekonomi tetap menjadi tantangan utama.

Pemerintah diharapkan dapat mencari solusi kompromi, seperti menyediakan akses parkir terarah atau jalur khusus bagi pembeli agar tidak sepenuhnya mematikan potensi pendapatan PKL