Ramai Pro Kontra! Ini 5 Daerah di Jateng yang Menolak dan Menerapkan 5 Hari Sekolah
- pexel @Agung Pandit Wiguna
Viva, Banyumas - Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026, sejumlah wilayah di Jawa Tengah mulai mempertimbangkan penerapan sistem 5 hari sekolah. Kebijakan ini menjadi respons terhadap dorongan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mengadopsi model pembelajaran yang lebih efisien.
Namun, di lapangan, wacana 5 hari sekolah ini menuai pro dan kontra. Beberapa daerah mendukung penerapan, bahkan sudah mulai uji coba, sementara lainnya menolak dengan alasan perlindungan pendidikan nonformal dan keseimbangan waktu anak.
Berikut 5 daerah di Jawa Tengah dengan respons berbeda terhadap sistem 5 hari sekolah dikutip dari berbagai sumber.
1. Kabupaten Pekalongan: Siap Uji Coba
Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan telah mengusulkan penerapan lima hari sekolah, khusus untuk jenjang SD dan SMP. Kepala Dindikbud Pekalongan menegaskan bahwa ini bukanlah full day school, sebab jam pulang siswa tetap siang hari agar tidak mengganggu kegiatan TPQ atau Madrasah Diniyah. Uji coba rencananya dimulai 1 Agustus 2025, dengan masa evaluasi selama enam bulan.
2. Kabupaten Pati: Disiapkan untuk TK hingga SMP
Bupati Pati, Sudewo, bahkan berencana menerapkan lima hari sekolah sejak jenjang TK. Menurutnya, otak anak harus bekerja optimal dalam lima hari dan dua hari digunakan untuk refreshing otak serta kegiatan keluarga.