Cilacap di Garis Megathrust: Mitigasi Tsunami Terkendala Infrastruktur

Cilacap Berada di Jalur Megathrust, Ancaman Tsunami
Sumber :
  • pexel @GEORGE DESIPRIS

Viva, Banyumas - Kabupaten Cilacap menjadi salah satu wilayah paling rawan bencana gempa bumi dan tsunami di Indonesia. Letaknya yang langsung berhadapan dengan zona megathrust di selatan Pulau Jawa menjadikannya garis depan risiko bencana geologis.

Resmi! Cilacap Tetapkan RPJMD 2025 2029, Apa Saja Prioritasnya?

Wilayah ini juga termasuk dalam Ring of Fire, sabuk seismik aktif yang membentang dari Samudra Pasifik hingga ke Asia Tenggara. Namun, meskipun ancaman Megathrust besar mengintai, upaya mitigasi bencana di Cilacap masih menghadapi sejumlah tantangan serius, terutama dalam hal infrastruktur dan pendanaan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Bayu Prahara, mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum semua kawasan pesisir memiliki akses jalan evakuasi yang memenuhi standar nasional.

Korupsi Lampu SBNP Terbongkar! 4 Tersangka Diringkus di Cilacap

Padahal, keberadaan jalur evakuasi yang cepat dan aman sangat krusial jika tsunami benar-benar terjadi. Dilansir dari laman Instagram @pesonacilacap, Bayu mengatakan BPBD Cilacap menyadari tantangan besar ini.

Pembangunan jalan evakuasi atau jembatan butuh biaya yang tidak sedikit, apalagi jika harus memenuhi standar nasional. Karena terbatasnya anggaran, BPBD Cilacap mengandalkan mitigasi non-struktural, seperti edukasi masyarakat dan pemasangan rambu evakuasi.

Tragis! Siswa MI di Cilacap Meninggal Diduga karena Dirundung, Pelakunya Cucu Kepala Sekolah?

Sepanjang pantai Cilacap, sejumlah papan petunjuk arah evakuasi telah dipasang sebagai panduan warga jika terjadi bencana. Bayu menjelaskan bahwa rambu-rambu tersebut sebagian besar dibiayai dari APBD kabupaten, provinsi, serta bantuan dari pemerintah pusat.

Meski demikian, kebutuhan masih jauh dari cukup mengingat luasnya garis pantai Cilacap yang mencapai puluhan kilometer. Pakar kebencanaan menilai bahwa daerah rawan seperti Cilacap seharusnya mendapatkan prioritas lebih dalam hal alokasi anggaran mitigasi, baik untuk pembangunan jalur evakuasi, sistem peringatan dini, maupun edukasi rutin kepada warga pesisir.

Tantangan lainnya adalah persepsi risiko masyarakat yang masih rendah. Banyak warga yang belum memahami secara utuh tentang bahaya megathrust, waktu reaksi ketika gempa terjadi, dan ke mana harus mengungsi dengan aman.

Dalam jangka panjang, kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan lembaga internasional diperlukan untuk membangun sistem mitigasi yang tangguh. Bencana memang tak bisa dicegah, tetapi dampaknya bisa diminimalkan jika kesiapsiagaan dibangun sejak dini.

Sebagai wilayah yang rawan, Cilacap membutuhkan langkah cepat dan terukur agar tidak menjadi korban berikutnya dalam sejarah bencana tsunami di Indonesia