Bayi 11 Bulan Dibanting Ibu Kandung, Diduga karena Kelaparan dan Stres KDRT di Padang Lawas Tapsel
- pexel @pixabay
Viva, Banyumas - Peristiwa tragis terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatera Utara. Seorang ibu muda berinisial DDT (22) tega menghabisi nyawa bayi kandungnya yang masih berusia 11 bulan dengan cara dibanting berulang kali ke lantai. Kasus ini mengejutkan publik dan kini tengah ditangani serius oleh aparat kepolisian.
Berdasarkan keterangan Kapolres Tapanuli Selatan (Tapsel) AKBP Yasir Ahmadi, pelaku mengaku nekat membanting anaknya yang masih bayi berumur 11 bulan tersebut karena berada dalam kondisi tertekan secara mental.
Ia mengaku mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari suaminya serta tidak mendapatkan dukungan ekonomi karena sang suami kecanduan judi. Saat kejadian, bayi malang berumur 11 bulan tersebut menangis terus-menerus karena kelaparan.
Pelaku hanya bisa memberikan air putih lantaran susu formula untuk si kecil telah habis, dan ia tidak mampu menyusui.
“Anaknya menangis lebih dari setengah jam. Karena tak kunjung berhenti, pelaku mengaku emosi dan langsung membanting korban ke lantai,” ujar Yasir yang dikutip dari tvonenews.
Menurut pengakuan DDT, tindakan brutal itu dilakukan dengan menarik kedua kaki bayinya dan membantingnya sebanyak 10 kali ke lantai rumah. Aksi keji itu dilakukan dalam kondisi mental yang tidak stabil karena tekanan dari kehidupan rumah tangga yang penuh kekerasan.
“Suaminya kerap memukuli pelaku. Di tubuh pelaku ditemukan sejumlah bekas luka akibat KDRT,” jelas Kapolres. Selain itu, sang suami juga disebut sering menghabiskan uang untuk berjudi, tanpa memberikan uang belanja ataupun kebutuhan anak. Setelah korban terdiam dan tidak menangis lagi, pelaku meletakkan tubuh bayi di atas lantai dalam posisi telungkup.
Menyadari kondisi anaknya bersimbah darah dan tidak bergerak, pelaku panik lalu memanggil tetangganya untuk meminta bantuan.
"Dia teriak minta tolong, bilang anaknya berdarah-darah," ungkap Yasir. Saat ini, pelaku telah diamankan di Mapolres Tapanuli Selatan dan tengah menjalani pemeriksaan intensif.
Pihak kepolisian juga mendalami latar belakang kekerasan rumah tangga yang dialami pelaku untuk mengetahui lebih dalam motif di balik tindakan tragis tersebut.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya penanganan serius terhadap kekerasan dalam rumah tangga, serta pentingnya dukungan sosial dan psikologis bagi ibu-ibu muda yang berada dalam tekanan.
Aparat berharap tragedi serupa tidak terjadi lagi di masa depan dan mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar