Untuk Menjaga Stok Darah di Bulan Ramadhan, Masyarakat Diharapkan Tetap Berdonor

VIVA, Banyumas – Ketersediaan darah di Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi jumlahnya masih belum mencukupi kebutuhan nasional. Berdasarkan dari standar WHO, Indonesia membutuhkan 2 persen dari total penduduknya dalam bentuk kantong darah per tahun, yaitu sekitar 5,1 juta kantong darah.

Data dari Unit Transfusi Darah (UTD) menunjukkan peningkatan jumlah pendonor dari tahun ke tahun. Pada 2022, tercatat 23.969 pendonor atau 95,87 persen dari target tahunan. Tahun 2023, jumlahnya meningkat menjadi 28.426 pendonor, melampaui target 28.000 pendonor. Hingga minggu ketiga Desemb er 2024, jumlah pendonor mencapai 29.345, atau 104,8 persen dari target tahunan. Namun, meskipun terjadi peningkatan, stok darah nasional masih belum optimal.

Untuk mengatasi masalah ini, Komite Donor Darah Indonesia (KDDI) mengadakan kegiatan donor darah yang bertepatan dengan bulan Ramadhan. Ketua Umum Pusat Palang Merah Indonesia (PMI) periode 2024–2029, Agung Laksono, mengungkapkan bahwa jumlah pendonor cenderung menurun selama Ramadhan, meskipun kebutuhan darah tetap tinggi.

"Selama bulan Ramadhan, jumlah pendonor menurun, sehingga jumlah kantong darah yang terkumpul juga berkurang. Padahal, kebutuhan akan darah tidak pernah berkurang," ujar Agung pada Selasa, 11 Maret 2025 dalam acara di Gedung Joang '45, Jakarta.

Ia menegaskan bahwa kebutuhan darah selalu ada, baik untuk pasien yang sakit, korban kecelakaan, maupun mereka yang terdampak bencana. Musibah banjir yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya, misalnya, dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit yang memerlukan suplai darah. Oleh karena itu, PMI tetap membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berdonor selama Ramadhan.

Senada dengan Agung, Ketua Umum KDDI, Edward Napitupulu, menekankan bahwa donor darah adalah tindakan mulia yang membantu sesama. Ia berharap dengan kegiatan ini dapat membantu menjaga stok darah supaya tetap tersedia meskipun di bulan Ramadhan.