DBD Meroket di Purbalingga, Warga Kurang Sadar Bahayanya! Ini Langkah Nyata Pemerintah
- Ilustrasi - freepik/jcomp
Selain itu, curah hujan yang tinggi dan kondisi iklim yang tidak menentu turut memperparah penyebaran penyakit ini.
"Banyak sekali masyarakat yang ternyata tidak punya kesadaran penuh terhadap penyakit ini,” ungkapnya.
Salah satu faktor yang mempercepat penyebaran DBD adalah genangan air yang dibiarkan tanpa penanganan.
Genangan ini menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, yang kemudian meningkatkan risiko penularan DBD secara signifikan.
Oleh karena itu, berbagai langkah strategis tengah dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Sebagai bentuk pencegahan, TP PKK Kabupaten Purbalingga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui program penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Salah satu langkah yang terus digalakkan adalah penerapan pola hidup bersih dengan metode 3M, yaitu menguras, menutup, dan memanfaatkan barang tak terpakai agar tidak menjadi sarang nyamuk.
"Penerapan 3M, yaitu menguras, menutup, dan memanfaatkan barang tak terpakai juga digalakkan," tambahnya.
Untuk memperkuat upaya penanggulangan, TP PKK bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Pemerintah Desa dalam berbagai kegiatan penyuluhan dan pemantauan.
Dinas Kesehatan bertindak sebagai narasumber dalam sosialisasi, sementara Pemerintah Desa berperan dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pelaksanaan fogging di daerah terdampak.
Syahzani mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sebagai langkah utama dalam mencegah DBD.
Ia menegaskan bahwa penyakit ini tidak hanya disebabkan oleh gigitan nyamuk, tetapi juga oleh lingkungan yang tidak terjaga dengan baik.
“Ayo kita sama-sama memperhatikan lingkungan sekitar belajar untuk lebih memahami bahayanya penyakit DBD. Jangan sampai anak-anak kita terkena penyakit-penyakit DBD ini karena ini sangat fatal,” pesannya.