DBD Meroket di Purbalingga, Warga Kurang Sadar Bahayanya! Ini Langkah Nyata Pemerintah

Kasus DBD di Purbalingga Melejit
Sumber :
  • Ilustrasi - freepik/jcomp

VIVA, BanyumasKasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Purbalingga mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2024.

Viral! Sosok Bupati Purbalingga Sebagai Salah Satu Termuda di Indonesia, Semangat Baru

Berdasarkan data yang tercatat, jumlah kasus meningkat tajam dari 111 kasus pada tahun 2023 menjadi 278 kasus di 2024.

Peningkatan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat dalam upaya menekan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini.

Musik dan Pendidikan! Bupati Purbalingga Tawarkan Vokalis Band Sukatani Jadi Pengajar

Ketua TP PKK Kabupaten Purbalingga, Ny. Syahzani Fahmi M Hanif, mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi ini.

Ia menegaskan bahwa DBD merupakan penyakit berbahaya yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Pendapatan Astra Agro Melejit 5 persen di 2024! Dividen Naik, Harga CPO Dunia Melonjak, Ini Strategi Rahasianya!

“DBD itu penyakit yang cukup bahaya ya, karena ternyata penyakit ini datang dari gigitan nyamuk Aedes aegypti,” ujarnya dilansir dari RRI pada Selasa (11/3/2025).

Menurut Syahzani, rendahnya kesadaran masyarakat dalam melakukan langkah pencegahan menjadi faktor utama meningkatnya kasus DBD.

Ia menyayangkan masih banyak warga yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan, sehingga menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk penyebar DBD untuk berkembang biak.

Selain itu, curah hujan yang tinggi dan kondisi iklim yang tidak menentu turut memperparah penyebaran penyakit ini.

"Banyak sekali masyarakat yang ternyata tidak punya kesadaran penuh terhadap penyakit ini,” ungkapnya.

Salah satu faktor yang mempercepat penyebaran DBD adalah genangan air yang dibiarkan tanpa penanganan.

Genangan ini menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, yang kemudian meningkatkan risiko penularan DBD secara signifikan.

Oleh karena itu, berbagai langkah strategis tengah dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Sebagai bentuk pencegahan, TP PKK Kabupaten Purbalingga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui program penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Salah satu langkah yang terus digalakkan adalah penerapan pola hidup bersih dengan metode 3M, yaitu menguras, menutup, dan memanfaatkan barang tak terpakai agar tidak menjadi sarang nyamuk.

"Penerapan 3M, yaitu menguras, menutup, dan memanfaatkan barang tak terpakai juga digalakkan," tambahnya.

Untuk memperkuat upaya penanggulangan, TP PKK bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Pemerintah Desa dalam berbagai kegiatan penyuluhan dan pemantauan. 

Dinas Kesehatan bertindak sebagai narasumber dalam sosialisasi, sementara Pemerintah Desa berperan dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pelaksanaan fogging di daerah terdampak.

Syahzani mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sebagai langkah utama dalam mencegah DBD.

Ia menegaskan bahwa penyakit ini tidak hanya disebabkan oleh gigitan nyamuk, tetapi juga oleh lingkungan yang tidak terjaga dengan baik.

“Ayo kita sama-sama memperhatikan lingkungan sekitar belajar untuk lebih memahami bahayanya penyakit DBD. Jangan sampai anak-anak kita terkena penyakit-penyakit DBD ini karena ini sangat fatal,” pesannya