Startup Builder ai Bangkrut, Ternyata AI Hanya Rekayasa 700 Engineer India
- pexel @Designecologist
Viva, Banyumas - Startup Builder AI yang sempat digadang sebagai pemain besar dalam industri teknologi akhirnya bangkrut pada Mei 2025. Perusahaan yang berbasis di London ini awalnya diklaim menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menyederhanakan proses pembuatan aplikasi. Namun ternyata AI yang dijanjikan hanyalah rekayasa. Investigasi mengungkap bahwa di balik platform canggih itu, terdapat sekitar 700 engineer asal India yang sebenarnya mengerjakan semua proses pengembangan secara manual.
Dukungan besar dari investor ternama seperti Microsoft dan Qatar Investment Authority tak mampu menyelamatkan Startup Builder AI dari kehancuran. Mereka telah mengumpulkan lebih dari $445 juta dana investasi, tetapi kenyataannya klaim teknologi yang dijual hanya rekayasa. Bukan kecerdasan buatan seperti yang dipromosikan, tetapi tenaga manusia dari 700 engineer di India yang bekerja di balik layar—menulis kode dan merespons pengguna layaknya sistem AI.
Kebohongan yang terbongkar itu menjadi salah satu faktor utama bangkrutnya Startup Builder AI. Pendapatan perusahaan ternyata jauh lebih kecil dari yang dilaporkan, memperparah kondisi keuangan.
Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang bahayanya janji teknologi palsu. Penggunaan label AI ternyata hanya rekayasa, dan keberadaan 700 engineer asal India yang menyamar sebagai AI membuka mata banyak pihak soal manipulasi di dunia startup teknologi.
Dikutip dari Times Of India, Builder.ai sebelumnya berhasil mengumpulkan pendanaan lebih dari $445 juta dari investor besar seperti Microsoft dan Qatar Investment Authority.
Mereka menjanjikan solusi pengembangan software yang diklaim semudah memesan pizza, berkat asisten AI bernama "Natasha".
Namun laporan terbaru mengungkap bahwa teknologi “AI” yang dijual ke publik sebenarnya dikendalikan oleh sekitar 700 engineer di India yang menulis kode secara manual, berpura-pura menjadi hasil sistem cerdas buatan.
Kebangkrutan ini tidak hanya disebabkan oleh kebohongan soal teknologi, tetapi juga oleh dugaan manipulasi data keuangan.
Dalam audit yang dilakukan oleh Viola Credit, terungkap bahwa Builder.ai memproyeksikan pendapatan tahun 2024 sebesar $220 juta, padahal realisasi pendapatannya hanya sekitar $50 juta.
Hal ini membuat Viola Credit menyita aset senilai $37 juta dan memicu krisis keuangan mendalam dalam tubuh perusahaan.
Kasus Builder.ai menjadi pengingat keras bagi dunia startup dan investor akan bahaya hype teknologi yang tidak berdasar. Ketika janji AI disalahgunakan demi menarik dana, dan kepercayaan dibangun di atas klaim palsu, maka kejatuhan menjadi tak terelakkan.
Kini, pendiri Builder.ai, Sachin Dev Duggal, dan timnya tengah menghadapi sorotan hukum dan audit lebih lanjut untuk mengusut manipulasi yang terjadi.
Kejatuhan Builder.ai menjadi salah satu cerita paling dramatis dalam dunia teknologi tahun ini—dari kebanggaan menjadi unicorn, hingga bangkrut karena kebohongan yang terungkap