Kok Bisa? Bank Jatim Kebobolan Rp569 M tapi Tetap Dipuja Khofifah

Bank Jatim tetap dipuji meski kebobolan dana ratusan miliar
Sumber :
  • instagram @khofifah.ip

Viva, Banyumas - Kasus kebobolan dana senilai 569 miliar rupiah sempat mengguncang kepercayaan publik terhadap Bank Jatim. Dugaan kredit fiktif yang menyeret nama bank milik pemerintah daerah Jawa Timur ini menjadi buah bibir di berbagai kalangan.

Meski demikian, di tengah sorotan tajam tersebut, Gubernur Khofifah Indar Parawansa justru tampil memberikan pujian terbuka terhadap kinerja Bank Jatim yang dinilainya tetap solid. Langkah Khofifah memuji Bank Jatim, meskipun tengah dihantam isu besar kebobolan 569 M, menimbulkan rasa penasaran banyak pihak.

Namun ternyata, apresiasi itu dilandasi oleh keberhasilan bank tersebut mencatatkan laba bersih tertinggi di antara 27 bank pembangunan daerah lainnya di Indonesia. Bahkan, Bank Jatim membagikan dividen besar kepada pemegang saham, termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Keberhasilan tersebut membuat Bank Jatim kembali dipuja, bukan hanya oleh Khofifah, tapi juga oleh para pemangku kepentingan di sektor perbankan daerah. Meskipun sempat kebobolan hingga 569 M, bank ini mampu menjaga kinerja dan reputasi, bahkan dilirik oleh sejumlah provinsi lain untuk menjalin kerja sama.

Hal ini membuktikan bahwa krisis tidak selalu menjadi akhir, melainkan bisa menjadi momentum untuk bangkit dan menunjukkan tata kelola yang lebih baik. Ternyata, pujian tersebut bukan tanpa alasan.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2024 yang digelar pada Mei 2025 lalu, Bank Jatim mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,28 triliun. Pencapaian ini menjadikan Bank Jatim sebagai bank pembangunan daerah dengan kinerja tertinggi di antara 27 BPD di Indonesia.

Tak hanya itu, Bank Jatim juga membagikan dividen sebesar Rp54,71 per lembar saham atau total Rp821,49 miliar kepada para pemegang saham. Dilansir dari akun Instagram @ini_surabaya, Khofifah menyebut, pencapaian Bank Jatim tidak hanya menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi tekanan ekonomi, tetapi juga menjadikan bank ini sebagai rujukan nasional.