Riwayat Pendidikan Gibran Diduga Bikin Bingung! KPU vs Setneg, Mana yang Benar di Bongkar Rismon Sianipar di Youtube

Rismon Sianipar bongkar data pendidikan Gibran
Sumber :
  • Tiktok @great_fantasy

Video YouTube Rismon Sianipar mengungkap perbedaan data pendidikan Gibran antara versi KPU, Setneg, dan Antara. Publik menilai ada kejanggalan serius

Ajudan Prabowo Bongkar! Kepsek SMPN 1 Prabumulih Roni Ardiansyah Ternyata Batal Dicopot

Viva, Banyumas - Kontroversi seputar riwayat pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali mencuat. Kali ini, sorotan publik diarahkan pada sebuah video YouTube berdurasi 39 menit lebih di kanal Balige Academy, yang menampilkan kritik keras dari Rismon Sianipar.

Video yang diunggah pada Minggu (21/9/2025) itu dibuka dengan sapaan khas Batak, “Horas, horas, horas!”, namun segera berubah menjadi paparan serius. Rismon menyoroti adanya perbedaan mencolok dalam data pendidikan Gibran yang tercatat di situs Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kementerian Sekretariat Negara (Setneg), dan infografis Antara News.

Polisi Bongkar Dalang Penculikan Kepala Cabang BRI, Bermula dari Skema Uang Dormant

Dikutip dari akun Youtube Balige Academy, Menurut data KPU, Gibran menempuh pendidikan di UTS Insearch Sydney pada 2004–2007.

Namun, versi Setneg menyebut Gibran justru masuk Management Development Institute of Singapore (MDIS) lebih dulu, baru kemudian UTS Insearch pada 2007–2010. Inkonsistensi ini membuat kronologi terasa janggal.

Gubernu Malut Sherly Tjoanda Bongkar Dugaan Permintaan Anggaran 1,7 M dari PU untuk Identifikasi Jalan Rusak

Rismon bahkan menilai penyebutan UTS Insearch sebagai jenjang pendidikan formal setara SMK tidak tepat. “S1 dulu baru SMK, kan konyol sekali,” ucapnya dengan nada skeptis.

Rismon di Youtube Balige Academy juga menyinggung infografis Antara pada 25 Oktober 2023, yang menyebut Gibran menempuh S1 di MDIS (2004–2007) dan S2 di UTS Insearch (2007–2010). Padahal, secara akademis UTS Insearch hanyalah program persiapan universitas, bukan program magister. Hal ini semakin memperkuat dugaan adanya kekacauan data pendidikan.

Dalam video tersebut, Rismon tak segan menyebut inkonsistensi ini sebagai bentuk “pembohongan publik”.

Menurutnya, publik berhak tahu kebenaran data pendidikan seorang pejabat tinggi negara, karena menyangkut integritas dan kredibilitas kepemimpinan. Isu ini bukan kali pertama muncul. Pada Pemilu 2024, validitas ijazah Gibran juga pernah dipersoalkan hingga ke ranah hukum.

Bahkan, sejumlah tokoh publik seperti Said Didu menilai penyetaraan UTS Insearch sebagai SMK pada 2019 penuh kejanggalan. Kontroversi ini menegaskan pentingnya transparansi data pejabat publik.

Hingga kini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak Gibran maupun Setneg. Namun, video Rismon Sianipar di YouTube telah berhasil menggugah kembali rasa penasaran publik: benarkah ada kejanggalan serius dalam riwayat pendidikan Gibran?