Staf Curhat! Menteri Pariwisata Widiyanti Bikin ASN Capek Diduga Minta Air Galon Untuk Mandi Saat Kunjungan Kerja
- instagram @widi.wardhana
ASN mengeluhkan permintaan Menteri Pariwisata Widiyanti yang menyulitkan, termasuk diduga minta air galon untuk mandi saat kunjungan kerja, menimbulkan sorotan publik
Viva, Banyumas - Kinerja Menteri Pariwisata Widiyanti kembali menjadi sorotan publik. Baru-baru ini, sejumlah aparatur sipil negara (ASN) mengungkapkan keluhan terkait perilaku dan permintaan yang dianggap tidak masuk akal selama kunjungan kerja Menteri ke daerah, khususnya Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Dikutip dari akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, Curhatan ASN itu muncul melalui pesan singkat yang viral, berisi keluhan tentang beban kerja yang meningkat akibat permintaan Menteri Widiyanti.
Salah satu contoh yang paling disorot adalah diduga permintaan air galon untuk mandi saat berada di pelosok. Staf kementerian menjelaskan bahwa Widiyanti kerap meminta fasilitas ini saat melakukan kunjungan kerja, padahal akses air bersih di lokasi tersebut sebenarnya terbatas.
Selain itu, ASN di pemerintah daerah mengaku sering dipersulit dengan sejumlah persyaratan administrasi yang harus dipenuhi sebelum kunjungan menteri. Anehnya, di akhir perjalanan, Widiyanti sering tidak hadir langsung dan hanya diwakili pejabat lain yang jabatannya lebih rendah.
Kondisi ini membuat ASN merasa kerja keras mereka sia-sia dan menimbulkan ketidakpuasan di lapangan. Beberapa ASN bahkan membandingkan kinerja Widiyanti dengan Menteri Pariwisata sebelumnya, Sandiaga Uno.
Mereka menilai bahwa saat kepemimpinan Sandiaga, kunjungan kerja lebih tertata dan permintaan yang menyulitkan staf jauh lebih minim. Sorotan terhadap Widiyanti juga mencakup kurangnya gebrakan dalam memajukan pariwisata Indonesia.
Sejumlah pihak menilai bahwa selama masa jabatannya, belum terdengar inovasi signifikan atau program konkret yang memberikan dampak positif terhadap sektor pariwisata nasional. Sebaliknya, perhatian menteri justru terlihat lebih fokus pada gaya hidup pribadi dan kemewahan.
Transparansi, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap pembangunan pariwisata menjadi kunci agar kementerian dapat bekerja optimal. Kasus ini menjadi pengingat bahwa jabatan publik menuntut disiplin, pelayanan, dan prioritas terhadap kepentingan masyarakat luas, bukan sekadar kepentingan pribadi.
Publik menunggu langkah konkret dari Widiyanti untuk membuktikan bahwa kementerian pariwisata tetap berfokus pada pembangunan sektor strategis nasional