Mensesneg Minta Maaf! Kasus Keracunan Program MBG Kembali Jadi Sorotan Publik

Istana minta maaf soal kasus MBG
Sumber :
  • instagram @prasetyo_hadi28

Istana akhirnya buka suara soal keracunan makanan dalam program MBG. Mensesneg Prasetyo Hadi minta maaf dan janji lakukan evaluasi total untuk cegah kasus serupa

Main Poker Bareng Janda, Kades Sengon Brebes Minta Maaf tapi Warga Tetap Murka Tuntut Mundur

Viva, Banyumas - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah kembali menuai sorotan setelah muncul serangkaian kasus keracunan makanan di beberapa daerah. Merespons hal itu, Istana melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat.

Dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Prasetyo menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah menginginkan terjadinya insiden tersebut.

Larangan Sebar Info Keracunan di Sekolah, Surat Perjanjian Program MBG Blora Disorot

Ia menekankan, kasus keracunan makanan yang dialami sejumlah penerima manfaat merupakan pelajaran penting untuk memperbaiki sistem pelaksanaan program MBG di lapangan.

“Atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional, kami memohon maaf atas kejadian ini. Itu bukan sesuatu yang diharapkan, apalagi disengaja,” jelas Prasetyo yang dikutip dari tvonenews.

Tinjau MBG, Wabup Rembang Dapat Curhat Menu dari Para Siswa Diganti Mie Ayam dan Es Teh

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pemerintah bersama Badan Gizi Nasional dan pemerintah daerah telah mengambil langkah cepat untuk menangani para warga terdampak.

Penanganan medis segera diberikan, sementara investigasi terkait penyebab keracunan juga sedang berlangsung. Program MBG sejatinya dihadirkan untuk memastikan anak-anak sekolah dan kelompok masyarakat rentan mendapatkan asupan gizi yang layak.

Namun, insiden keracunan yang berulang kali terjadi membuat publik mempertanyakan kualitas pengawasan dan distribusi makanan yang disediakan. Para pakar kesehatan menilai, pengawasan terhadap rantai distribusi makanan perlu diperketat.

Mulai dari proses pengadaan bahan baku, pengolahan, hingga distribusi ke penerima manfaat harus memenuhi standar keamanan pangan. Hal ini penting agar tujuan program tidak berbalik menjadi masalah kesehatan baru.

Prasetyo memastikan, pemerintah tidak akan tinggal diam. Evaluasi besar-besaran terhadap penyedia makanan, standar kebersihan, hingga sistem monitoring sedang dipersiapkan. Ia berharap ke depan, program MBG benar-benar berjalan sesuai misi awal: menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.

Di sisi lain, masyarakat menantikan bukti nyata dari janji perbaikan yang disampaikan pemerintah. Transparansi, pengawasan ketat, dan keterlibatan masyarakat lokal dinilai menjadi kunci agar kasus serupa tidak lagi terulang.

Kasus keracunan MBG menjadi pengingat bahwa program berskala nasional membutuhkan sistem yang matang, pengawasan profesional, dan komitmen serius dari semua pihak. Apabila pemerintah mampu memperbaikinya, kepercayaan publik terhadap program unggulan ini bisa kembali pulih