Brebes, Kebumen, Wonosobo Puncaki Daftar 3 Kabupaten Termiskin Jateng 2025
- pexel @namo deet
Brebes, Kebumen, Wonosobo Puncaki Daftar 3 Kabupaten Termiskin Jateng 2025 Brebes, Kebumen, dan Wonosobo menjadi kabupaten termiskin di Jawa Tengah 2025. Pemalang turun ke posisi ke-4. Pemerintah fokus tekan kemiskinan melalui program sosial dan ekonomi
Viva, Banyumas - Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2025. Dari 35 kabupaten/kota, Brebes, Kebumen, dan Wonosobo menempati posisi tiga besar dengan persentase penduduk miskin tertinggi.
Berdasarkan catatan BPS, di peringkat pertama Kabupaten Brebes mencatat 14,15% penduduk miskin, disusul Kebumen dengan 13,58%, dan Wonosobo 13,34%.
Angka ini menunjukkan bahwa meskipun sejumlah daerah berhasil menekan kemiskinan, wilayah tersebut masih menghadapi tantangan signifikan dalam hal kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Kabupaten Pemalang mengalami penurunan persentase kemiskinan sebesar -1,60%, dari 14,92% pada 2024 menjadi 13,32% pada 2025, menempatkannya di posisi ke-4. Penurunan ini menunjukkan adanya upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan program kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan.
Data BPS juga mencatat garis kemiskinan di Jawa Tengah berada pada Rp 537.812 per kapita per bulan, dengan total penduduk miskin mencapai 3,37 juta jiwa dari total populasi provinsi.
Beberapa faktor penyebab tingginya kemiskinan di Brebes, Kebumen, dan Wonosobo meliputi rendahnya akses pendidikan, terbatasnya lapangan pekerjaan, dan kondisi geografis yang mempengaruhi produktivitas pertanian.
Kabupaten Brebes, misalnya, memiliki wilayah luas dengan sebagian besar penduduk bergantung pada sektor pertanian. Sementara Kebumen dan Wonosobo memiliki daerah pegunungan yang membatasi akses infrastruktur dan layanan publik.
Pemerintah provinsi dan kabupaten setempat terus mengimplementasikan program peningkatan kesejahteraan masyarakat, mulai dari bantuan sosial, pelatihan keterampilan, hingga pemberdayaan ekonomi lokal.
Strategi ini diharapkan dapat menekan angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di daerah yang masuk daftar tertinggi