110 Siswa SMA Wonogiri Absen Massal Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis Disorot

Ratusan siswa Wonogiri absen massal
Sumber :
  • pexel @guko

110 siswa di Wonogiri absen massal diduga akibat keracunan menu Makan Bergizi Gratis. Satu siswa dirawat di rumah sakit, program MBG kini jadi sorotan publik

Tak Disangka, Beginilah Perubahan Siswa SRMA 43 Magelang Setelah 2 Bulan

Viva, Banyumas - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diharapkan mampu meningkatkan gizi siswa sekolah justru memicu polemik di Kabupaten Wonogiri. Ratusan murid dari sejumlah sekolah, termasuk SMAN 2 Wonogiri, diduga mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG pada Kamis (11/9/2025).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 2 Wonogiri, Widodo, mengungkapkan bahwa gejala keracunan mulai muncul Kamis malam hingga Jumat pagi. Para siswa mengalami diare, sebagian disertai muntah.

Laba Anjlok 87 Persen, Apakah Ini Pemicu PHK Massal Gudang Garam

Akibatnya, sebanyak 110 siswa tidak masuk sekolah pada Jumat (12/9/2025). Dikutip dari akun Instagram @wonogirikita, Widodo mengatakan Dari catatan sekolah, ada 110 murid yang izin karena mengeluh diare dan muntah.

Bahkan, ada satu siswa yang harus dirawat di rumah sakit swasta. Menurut Widodo, pihak sekolah sempat menganalisis beberapa kemungkinan, seperti jajanan kantin, makanan yang dipesan melalui ojek online, hingga menu MBG.

Kisah Cinta Nadiem Makarim dan Franka Franklin, Harmonis Meski Beda Agama Disorot Usai Nadiem Jadi Tersangka

Namun, dugaan sementara mengarah pada menu MBG karena kasus serupa juga terjadi di sekolah lain. Menu MBG pada hari kejadian terdiri dari nasi, telur glundung bersaus, sayur sawi, dan oseng tempe. Pihak sekolah bersama pengurus dapur MBG sudah mendatangi siswa yang sakit, baik di rumah maupun rumah sakit, untuk memastikan kondisi mereka.

Widodo menyebutkan bahwa laporan resmi sudah disampaikan ke Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonogiri. Program MBG sendiri telah berjalan sejak 11 Juni 2025 dan hingga kini tetap dilanjutkan. Widodo mengatakan pihaknya tetap memantau kondisi anak-anak.

Harapannya tidak ada lagi siswa yang masuk rumah sakit. Semoga kejadian ini tidak terulang. Kasus ini langsung menjadi sorotan publik. Program MBG sejatinya bertujuan meningkatkan asupan gizi bagi pelajar dan meringankan beban orang tua.

Namun, insiden dugaan keracunan ini memunculkan pertanyaan serius tentang standar kebersihan, kualitas bahan makanan, serta pengawasan dalam distribusi makanan ke sekolah. Pemerhati pendidikan dan kesehatan masyarakat mendorong pemerintah daerah melakukan investigasi menyeluruh.

Transparansi hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan MBG sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Apabila terbukti bahwa menu MBG menjadi penyebab keracunan, perbaikan total dalam sistem penyediaan makanan wajib dilakukan agar tujuan mulia program ini tidak justru membahayakan kesehatan siswa