Tangis Evan Pecah di Depan Dedi Mulyadi, Ungkap Trauma Dijadikan Kambing Hitam Kasus Pembunuhan H Sahroni Indramayu
- Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL
Evan difitnah jadi pembunuh keluarga di Indramayu. Ia curhat sambil menangis di hadapan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang lalu memberi bantuan Rp20 juta
Viva, Banyumas - Kisah pilu dialami seorang pria bernama Evan, warga Indramayu, yang sempat dicap sebagai pembunuh sadis satu keluarga di Desa Paoman, Sindangbarang. Difitnah, trauma, hingga harus tinggal seminggu di kantor polisi, Evan akhirnya terbebas dari tuduhan keji tersebut.
Kini, ia justru dihormati bak pahlawan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Tangis Evan pecah saat bertemu langsung dengan Dedi Mulyadi pada Jumat (12/9/2025).
Dalam pertemuan itu, ia menceritakan bagaimana dirinya dijadikan kambing hitam oleh pelaku sebenarnya, dua pria berinisial R dan P, yang kemudian ditangkap polisi setelah melakukan pembunuhan sadis terhadap keluarga Sahroni.
“Yang dicurigai (sebagai pembunuh) saya, sampai polisi bilang, ‘Pak, kamu di sini dulu ya, biar pelaku sebenarnya mengira kamu sudah tertangkap,’” tutur Evan dengan suara bergetar dikutip dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Selama seminggu tinggal di kantor polisi, Evan harus menahan rasa takut dan tekanan mental. Meski bukan di dalam sel, ia merasa seperti seorang tersangka. Polisi memberinya makan dan menenangkan dirinya, sembari menunggu pelaku asli lengah.
“Saya benar-benar tidak menyangka bisa dijadikan kambing hitam seperti itu,” kata Evan.
Kasus berdarah itu sendiri merenggut nyawa lima anggota keluarga Sahroni, yakni Sahroni (75), anak dan menantu Budi Awaludin (45) serta Euis (40), dan dua cucunya berinisial R (6) serta B (3). Korban ditemukan terkubur dalam satu lubang secara mengenaskan.
Setelah mendengar cerita Evan, Dedi Mulyadi terlihat terkejut sekaligus iba. Menurutnya, Evan bukan sekadar korban fitnah, melainkan sosok yang membantu terungkapnya kasus pembunuhan sadis tersebut.
“Saya mengucapkan terima kasih. Bapak sudah jadi jalan terbukanya kasus ini. Bagi saya, bapak adalah pahlawan,” ujar Dedi.
Sebagai bentuk apresiasi, Dedi memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp20 juta kepada Evan. Bantuan itu diharapkan bisa membantu Evan dan keluarganya bangkit kembali setelah sempat kehilangan mata pencaharian selama ia berada di kantor polisi.
“Ini untuk modal usaha, agar bapak bisa melanjutkan hidup lebih baik,” kata Dedi. Evan pun tak kuasa menahan tangis saat menerima bantuan itu. “Makasih banyak, Pak. Saya tidak menyangka dapat perhatian sebesar ini,” ucapnya haru.
Kisah Evan menjadi pelajaran penting tentang bahayanya fitnah dan perlunya keadilan ditegakkan. Dari kambing hitam, ia akhirnya berdiri tegak sebagai saksi kunci, sekaligus simbol ketabahan menghadapi cobaan hidup