Ahmad Sahroni Tegaskan: Ucapan Tolol Ditujukan pada Logika Bubarkan DPR karena Gaji dan Tunjangan Bukan Masyarakat
- instagram @ahmadsahroni88
Ahmad Sahroni tegaskan ucapannya soal “tolol” bukan untuk rakyat, melainkan pada logika berpikir yang menilai DPR bisa bubar hanya karena gaji dan tunjangan
Viva, Banyumas - Wakil Ketua Komisi III DPR RI sekaligus politisi Partai NasDem, Ahmad Sahroni, kembali menjadi sorotan publik usai pernyataannya tentang “orang tolol sedunia” menuai kontroversi. Ucapan tersebut awalnya ia sampaikan saat kunjungan kerja di Polda Sumatera Utara pada Jumat (22/8/2025).
Dalam pernyataannya, Sahroni menyebut pihak yang ingin membubarkan DPR sebagai “mental manusia tertolol sedunia.” Ucapan ini langsung menuai reaksi keras dari masyarakat, bahkan memicu tantangan debat dari diaspora Indonesia, Salsa Erwina Hutagalung, yang kini tinggal di Denmark.
Namun, setelah kontroversi meluas, Ahmad Sahroni memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa istilah “tolol” tidak ditujukan kepada masyarakat secara umum, melainkan pada logika berpikir pihak-pihak yang menilai DPR bisa dibubarkan hanya karena persoalan gaji dan tunjangan anggota dewan.
“Bahasa tolol itu bukan pada obyek masyarakat, tapi pada logika berpikir yang menganggap DPR bisa bubar hanya karena gaji dan tunjangan,” ujar Sahroni dalam klarifikasi yang disampaikan melalui media dan juga akun Instagram pribadinya.
Menurutnya, DPR merupakan lembaga penting dalam sistem demokrasi Indonesia. Jika DPR benar-benar dibubarkan, maka fungsi pengawasan terhadap pemerintah akan hilang. Kondisi itu dikhawatirkan bisa memunculkan konsentrasi kekuasaan hanya di tangan eksekutif.
“Kalau presiden pegang kekuasaan penuh tanpa ada DPR, justru bahaya. DPR tetap dibutuhkan untuk menjalankan fungsi kontrol,” tegas Sahroni.