Heboh! Demo Tuntutan Bubarkan DPR hingga Pemakzulan Gibran Menggema Jelang Aksi 25 Agustus 2025

Seruan aksi 25 Agustus Bubarkan DPR ramai di medsos
Sumber :
  • instagram @dpr_ri

Seruan aksi 25 Agustus 2025 di DPR RI viral di medsos. Tuntutan pembubaran DPR hingga pemakzulan Gibran mencuat, mahasiswa Tangerang gelar konsolidasi sikap

63 Tahun Sri Mulyani, Dosen Seluruh Indonesia Gelar Aksi Karangan Bunga Protes Kebijakan Pendidikan

Viva, Banyumas - Seruan aksi besar-besaran pada 25 Agustus 2025 di DPR RI mencuat dan viral di berbagai platform media sosial. Ajakan demonstrasi ini ramai beredar di WhatsApp, Instagram, X, hingga TikTok.

Isu yang diangkat pun beragam dan sarat kontroversi, mulai dari kenaikan gaji anggota parlemen, desakan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mengeluarkan dekrit pembubaran DPR RI, hingga wacana pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Ribuan Warga Pati Melakukan Aksi Demo Jilid 2, Namun Beda Tuntutan

Dinamika ini segera memantik respon dari kalangan mahasiswa. Di Kabupaten Tangerang, berbagai kelompok mahasiswa seperti Aliansi BEM dan PMII menggelar konsolidasi pada Minggu (24/8/2025). Konsolidasi tersebut membahas sikap yang akan diambil, termasuk kemungkinan untuk ikut serta dalam aksi di depan gedung DPR RI.

Dikutip dari tvonenews, Perwakilan Aliansi BEM Kabupaten Tangerang, Deri Gusti Anugrah, menyebut bahwa antusiasme mahasiswa cukup tinggi. Menurutnya, aliansi yang menaungi delapan kampus di wilayah tersebut berpotensi mengerahkan ratusan massa aksi.

Ricuh! Aksi Demo Tolak Tunjangan DPR Semakin memanas, Massa Bersitegang dengan Polisi

Bahkan, dukungan dari kolektif mahasiswa Jakarta disebut siap bergabung, sehingga jumlah massa bisa mencapai sekitar 500 orang. Di sisi lain, Ketua PMII Kabupaten Tangerang, Al Farizi, menyatakan bahwa meskipun tuntutan dalam seruan aksi itu dianggap relevan, pihaknya masih membutuhkan kajian mendalam sebelum memutuskan turun ke jalan.

Menurutnya, konsolidasi menjadi penting untuk memastikan arah perjuangan mahasiswa tetap fokus pada kemaslahatan bersama. Berbeda dengan dua organisasi tersebut, HMI Kabupaten Tangerang memilih tidak ikut andil dalam aksi 25 Agustus.

Ketua HMI setempat, Akmal, menegaskan bahwa organisasinya masih berfokus pada isu-isu lokal di Kabupaten Tangerang serta menunggu arahan resmi dari pengurus pusat. Seruan aksi ini menjadi sorotan publik karena mengangkat isu-isu fundamental terkait demokrasi dan legitimasi lembaga negara.

Pembubaran DPR dan pemakzulan wakil presiden adalah tuntutan besar yang mencerminkan ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap situasi politik saat ini. Kendati demikian, belum jelas siapa inisiator utama dari ajakan aksi yang beredar di media sosial.

Hal ini menimbulkan tanda tanya besar sekaligus kekhawatiran akan potensi gesekan di lapangan. Aparat keamanan pun diperkirakan akan memperketat penjagaan di sekitar kompleks parlemen untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Fenomena ini memperlihatkan bagaimana ruang digital semakin berperan penting dalam menggerakkan massa dan membentuk opini publik. Meski begitu, akurasi informasi dan arah perjuangan tetap harus dijaga agar aksi benar-benar mewakili kepentingan rakyat