Cocoknya Motor Apa Buat Saya, Pertanyaan Immanuel Ebenezer yang Jadi Sorotan KPK
- instagram @immanuelebenezer
Viva, Banyumas - Kasus dugaan pemerasan di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyeret nama Immanuel Ebenezer Gerungan (IEG), mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan. Salah satu hal yang mencuri perhatian publik adalah percakapan sederhana yang justru berujung pada pemberian hadiah mewah berupa satu unit motor Ducati.
Ketua KPK, Setyo Budiyanto, mengungkapkan detail menarik dalam kasus ini. Menurutnya, peristiwa bermula ketika IEG bertanya kepada Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 Kemenaker, Irvian Bobby Mahendro (IBM).
“Saat minta motor, IEG ngomong ke IBM, saya tahu kamu main motor besar. Kalau untuk saya, cocoknya motor apa,” ujar Setyo dikutip dari Viva.
Pertanyaan tersebut ternyata tidak berhenti sebagai obrolan biasa. Tak lama kemudian, IBM membelikan satu unit motor merek Ducati dan mengirimkannya langsung ke rumah IEG.
Motor Ducati Off the Road
Yang semakin memperkuat kecurigaan KPK adalah cara pembelian motor tersebut.
Ducati itu dibeli secara off the road, tanpa dilengkapi surat-surat resmi. Menurut KPK, hal ini diduga sebagai upaya untuk menyamarkan transaksi dan menghindari jejak administrasi.
Selain motor mewah, IEG juga diduga menerima uang hingga Rp3 miliar dalam perkara dugaan pemerasan terkait pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Kemenaker.
11 Tersangka dan Penahanan
Pada Jumat (22/8/2025), KPK resmi menetapkan Immanuel Ebenezer bersama 10 orang lainnya sebagai tersangka. Seluruhnya ditahan untuk 20 hari pertama, sejak 22 Agustus hingga 10 September 2025, di Rutan Cabang KPK Gedung Merah Putih.
Kasus ini menyoroti dugaan praktik pemerasan dalam proses penerbitan sertifikat K3 yang seharusnya menjadi instrumen penting melindungi pekerja. Justru, menurut KPK, sertifikat tersebut dijadikan ajang mencari keuntungan pribadi.
Dari Obrolan ke Gratifikasi
Publik menyoroti betapa sebuah pertanyaan ringan soal motor bisa menjadi pintu masuk ke kasus besar. Dari sekadar bertanya “cocoknya motor apa”, IEG justru berakhir menerima Ducati mewah yang kini menjadi barang bukti penting. Kasus ini menjadi peringatan keras tentang integritas pejabat negara.
Setiap tindakan, bahkan sekadar bercanda soal hadiah, bisa berujung masalah serius bila melibatkan gratifikasi. KPK menegaskan akan terus mendalami kasus ini, termasuk aliran dana dan pihak-pihak lain yang mungkin terlibat