Rapat 3 Kali Sehari, Habiburokhman Nilai Snack DPR Hanya Jadi Sisa Makanan Usul Hanya Air Putih

Habiburokhman usul rapat DPR cukup sediakan air putih
Sumber :
  • instagram @habiburokhmanjkttimur

Viva, Banyumas - Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, menyampaikan usulan yang cukup menarik perhatian publik. Ia mengusulkan agar snack dalam rapat DPR RI ditiadakan dan diganti dengan air putih saja. Menurutnya, banyak camilan yang tidak habis dimakan oleh anggota dewan hingga rapat selesai, sehingga hanya berakhir menjadi sisa makanan.

5 Fakta Kisah Cinta Nafa Urbach: Dari Primus Yustisio hingga Zack Lee

“Menurut saya, air putih aja. Jadi rapat itu air putih aja. Air putih cukup, karena air putih kan orang perlu dalam 3 jam minum,” ujar Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025) pada awak media.

Politisi Gerindra ini mencontohkan, dalam sehari seorang anggota DPR bisa menghadiri hingga tiga kali rapat. Jika setiap rapat menyediakan snack, maka akan ada tiga kali pula pengadaan camilan. Padahal, menurut pengamatannya, sebagian besar anggota DPR jarang menyentuh snack tersebut. “Begitu ganti snack, ganti rapat paling cuma durasi 2 jam ganti snack lagi.

DPR Dapat Tunjangan Rp50 Juta, Sahroni: Angka itu Hal Biasa dan Uangnya Pasti Kembali ke Masyarakat

Padahal sebagian besar anggota itu kayaknya sih nggak makan snack itu,” ucapnya. Dengan alasan tersebut, Habiburokhman menilai penyediaan snack justru menjadi pos anggaran yang bisa diefisienkan.

Ia menyarankan DPR lebih realistis dalam menyusun pengeluaran, apalagi di tengah sorotan publik mengenai transparansi anggaran lembaga negara. Selain itu, usulan ini juga menyinggung aspek efisiensi dan keberlanjutan.

Heboh! Jumlah Tunjangan Perumahan DPR RI Jadi Sorotan, Besaran Dinilai Kurang

Penghapusan snack rapat DPR tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga mengurangi potensi limbah makanan. Pasalnya, camilan yang tidak habis pada akhirnya hanya akan dibuang. Kendati demikian, usulan Habiburokhman ini masih menimbulkan pro dan kontra.

Ada yang mendukung dengan alasan penghematan anggaran, namun ada pula yang menilai bahwa snack merupakan bagian dari fasilitas rapat resmi yang sudah menjadi kebiasaan sejak lama. Namun, Habiburokhman menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar soal penghematan kecil, melainkan pesan simbolis bahwa DPR RI harus mampu memberi contoh dalam penggunaan anggaran negara.

“Menurut saya, kita harus mulai dari hal sederhana. Air putih cukup. Snack bisa dihapus,” katanya menutup pernyataan. Usulan ini pun menuai respons beragam di masyarakat. Ada yang menganggap hal ini sebagai langkah positif untuk mengurangi pemborosan.

Di sisi lain, publik menunggu bagaimana pimpinan DPR RI merespons wacana tersebut, apakah akan benar-benar diterapkan atau hanya menjadi wacana semata.

Jika benar dilakukan, kebijakan ini tentu akan menjadi langkah baru dalam manajemen rapat DPR, sekaligus bukti komitmen lembaga legislatif untuk lebih efisien dalam penggunaan anggaran