India All Out! Rencana Borong 114 Pesawat Tempur Rafale, Tak Mau Kalah Saing dengan Modernisasi Udara Indonesia
- news.ssbcrack.com
VIVA, Banyumas – Pesawat tempur adalah salah satu elemen penting dalam menjaga kedaulatan udara sebuah negara.
Tidak hanya sebagai simbol kekuatan militer, keberadaan pesawat tempur modern juga menentukan posisi strategis sebuah bangsa dalam menghadapi ancaman eksternal.
Persaingan antarnegara dalam memperkuat angkatan udara terus berlangsung, termasuk di kawasan Asia. Setelah Indonesia mengamankan kontrak pembelian 42 jet tempur Rafale, kini India juga mengambil langkah besar dengan mendorong pengadaan langsung 114 unit Rafale dari Prancis.
Angkatan Udara India (IAF) secara resmi mendesak pemerintah untuk segera menyetujui kesepakatan antarpemerintah dengan Prancis guna memperoleh 114 jet tempur multiperan Rafale.
Langkah ini bertujuan menghindari proses tender global yang panjang, serupa dengan pembelian 36 Rafale pada 2016 lalu.
Jika terealisasi, akuisisi ini akan menjadi salah satu pembelian pesawat tempur terbesar di Asia, memperkuat kekuatan udara India secara signifikan.
Batch pertama 36 Rafale telah berhasil diintegrasikan antara tahun 2020–2022, ditempatkan di pangkalan udara Ambala dan Hasimara.
Jet-jet ini sudah dimodifikasi khusus sesuai kebutuhan India, dilengkapi dengan sistem peperangan elektronik mutakhir serta rudal udara-ke-udara Meteor jarak jauh.
Program Multi-Role Fighter Aircraft (MRFA) yang sedang digagas India bukan hanya soal meningkatkan kemampuan tempur, tetapi juga mendukung inisiatif “Buatan India”.
Melalui kerja sama dengan Prancis, India berharap dapat meningkatkan produksi dalam negeri lewat alih teknologi dan kemitraan industri pertahanan.
Sejak 2016, hubungan India–Prancis semakin erat. Kesepakatan senilai €7,8 miliar (sekitar Rp138 triliun) menghasilkan pengiriman 36 Rafale yang kini menjadi tulang punggung IAF.
Pada 2023, India juga menyetujui akuisisi 26 Rafale Marine untuk memperkuat kapal induk INS Vikrant.
Dorongan India untuk menambah armada Rafale juga dilatarbelakangi oleh modernisasi militer Tiongkok dan Pakistan. Kedua negara ini telah memperkuat kekuatan udara mereka dengan pesawat tempur generasi baru.
Dengan tambahan 114 Rafale, India diyakini akan memiliki keunggulan strategis dalam hal dominasi udara, serangan mendalam, hingga operasi maritim.
Selain itu, penggunaan satu platform yang sama akan mempermudah logistik, melancarkan pelatihan pilot, dan meningkatkan interoperabilitas antar skuadron.
Langkah India ini secara tidak langsung menempatkannya dalam kompetisi dengan negara-negara Asia lain, termasuk Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah memesan 42 unit Rafale dari Prancis dengan nilai kontrak sekitar Rp68,88 triliun. Pembelian ini dilakukan bertahap, diawali dengan kontrak enam unit pada 10 Februari 2022.
Baik Indonesia maupun India sama-sama melihat Rafale sebagai jawaban atas kebutuhan jet tempur modern di kawasan.
Keputusan India untuk menambah hingga 114 unit Rafale menunjukkan tekadnya untuk tidak tertinggal dalam persaingan kekuatan udara regional.
Rafale buatan Dassault Aviation dikenal sebagai pesawat tempur multiperan dengan kemampuan serba guna yakni pertempuran udara-ke-udara, serangan darat, intelijen, hingga operasi maritim.
Dilengkapi radar AESA, sistem persenjataan modern, dan kompatibilitas kapal induk, Rafale menjadi salah satu jet tempur paling tangguh di dunia saat ini.