Panen Ikan di Cilacap Capai Rp22 Miliar, Laut Selatan Jadi Sumber Rezeki Nelayan
- pexel @chasinglyu
Viva, Banyumas - Laut Selatan Jawa Tengah kembali menebar berkah bagi para nelayan di Kabupaten Cilacap. Memasuki pertengahan Agustus 2025, puncak musim panen ikan membuat nelayan bergembira, menikmati hasil tangkapan yang melimpah dan menjadi sumber rezeki tahunan paling ditunggu.
Berbagai jenis ikan, terutama primadona seperti ikan layur, tongkol, dan cakalang, kini melimpah di jaring para nelayan. Agus, seorang nelayan lokal, mengaku senang dengan hasil tangkapannya. Agus dikutip dari laman Instagram @cilacap_kekinian, mengatakan Kalau sudah masuk Agustus-September, laut seperti memberi hadiah untuk nelayan.
Hasil tangkapan banyak, pulang pun bawa senyum. Dalam sepekan terakhir, Agus berhasil mendaratkan sekitar 600 kilogram ikan layur. Melimpahnya stok ikan juga membuat harga di tingkat pelelangan relatif stabil. Ikan layur dijual antara Rp35 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram, tergantung ukurannya.
Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo, Untung Jayanto, menyebut bahwa saat ini adalah puncak musim ikan, sejalan dengan datangnya musim angin timuran.
Untung menjelaskan Nilai transaksi di delapan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang di kelola bahkan sudah mencapai Rp22,08 miliar pada kuartal pertama 2025. Puncak panen biasanya terjadi Agustus-September.
Harapannya, hasil tangkapan semakin baik dan bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan Namun, di tengah euforia panen ikan, nelayan diingatkan untuk tetap waspada.
Musim angin timuran yang membawa ikan melimpah sering kali disertai gelombang tinggi yang berbahaya. Peringatan ini diperkuat rilis BMKG yang mengumumkan potensi gelombang tinggi hingga 4 meter di perairan selatan Cilacap hingga 16 Agustus 2025.