Badai Kritik! BPI Dukung Pembatalan Film Animasi Merah Putih: One for All di Bioskop

BPI dukung pembatalan film animasi Merah Putih: One for All
Sumber :
  • Youtube CGV

Viva, Banyumas - Film animasi Merah Putih: One for All terus menjadi sorotan publik jelang jadwal tayangnya. Sejak trailer dan materi promosinya beredar, gelombang kritik tajam dari warganet bermunculan di berbagai platform media sosial. Banyak pihak menilai konten film ini bermasalah dan tidak layak untuk diputar di layar bioskop.

Modal Miliaran dan Infrastruktur Lengkap, 7 Koperasi Merah Putih Rembang Siap Go!

Seruan pembatalan penayangan pun semakin menguat. Tagar dan kampanye boikot muncul di media sosial, mendorong pihak-pihak terkait untuk meninjau ulang rencana perilisan. Situasi ini memancing perhatian Badan Perfilman Indonesia (BPI) yang akhirnya memberikan pernyataan resmi.

Ketua BPI, Gunawan Paggaru, secara tegas menyatakan dukungannya terhadap langkah pembatalan penayangan film animasi Merah Putih: One for All. Menurutnya, keputusan ini perlu diambil demi menjaga citra dan kualitas industri film nasional.

Alur Cerita Merah Putih: One For All yang Bikin Netizen Gagal Fokus

Dilansir dari laman Instagram @pandemicktaks, Gunawan Paggaru mengatakan ia setuju. Lebih baik dibatalkan supaya dapat pelajaran banyak.

Dan itu berbahaya buat XXI. Pernyataan ini menegaskan bahwa BPI memandang masalah ini tidak sekadar sebagai kontroversi biasa, tetapi juga sebagai peringatan serius bagi pelaku industri film. Gunawan menilai, kontroversi Merah Putih: One for All harus menjadi momentum evaluasi menyeluruh.

7 Fakta Dibalik Layar Film Merah Putih: One For All, Animasi The Power of Kepepet yang Dikritik Netizen

Industri perfilman tanah air, kata dia, perlu memperhatikan kualitas naskah, riset budaya, hingga pesan yang disampaikan agar tidak menimbulkan kegaduhan publik. Kritik terhadap film ini bermula dari dugaan adanya unsur cerita dan visual yang dinilai tidak sesuai dengan nilai kebangsaan dan sensitivitas budaya.

Beberapa warganet bahkan menganggap film ini berpotensi menimbulkan dampak negatif jika ditayangkan secara luas. Sejumlah pengamat perfilman juga menyoroti lemahnya proses kurasi dan pengawasan produksi.

Mereka menilai bahwa kasus ini menjadi bukti pentingnya peran lembaga terkait dalam memastikan film yang beredar telah melalui proses verifikasi yang ketat.

Meski pihak rumah produksi belum memberikan pernyataan resmi terkait keputusan akhir, desakan dari masyarakat dan dukungan BPI untuk pembatalan menjadi tekanan besar. Banyak yang memprediksi film ini kemungkinan besar batal tayang di bioskop.

Kasus Merah Putih: One for All menjadi pelajaran berharga bahwa industri kreatif, khususnya perfilman, harus mampu mengedepankan riset, kualitas, dan sensitivitas publik. Dengan begitu, karya yang dihasilkan tidak hanya aman diputar, tetapi juga membawa dampak positif bagi penontonnya