Menko Pangan Zulkifli Hasan Tekankan Rakyat Harus Kreatif, Bukan Sekadar Mengharap Bantuan dan Meminta Minta

Zulhas dorong rakyat kreatif dan produktif
Sumber :
  • instagram @zul.hasan

Viva, Banyumas - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus dimulai dari desa. Menurutnya, rakyat tidak boleh terus-menerus diajari untuk meminta bantuan, tetapi perlu dibekali keterampilan agar kreatif dan produktif.

8 Desa di Kecamatan Batur Dapat Bantuan Atas Produksi Panas Bumi, Simak Alokasi dan Presentase Bonus

“Kebijakan-kebijakan agenda besar karena Presiden kita pikirannya besar. Musuh utama kita adalah kemiskinan, karena itu lahirlah kebijakan besar untuk membangun ekonomi dari desa,” ujar Zulhas dikutip dari laman Instagram @nyinyir_update_official.

Zulhas menilai, membiasakan masyarakat untuk selalu mengandalkan bantuan atau sedekah justru akan menghambat kemandirian ekonomi.

Naikkan Pajak PBB 250 Persen, Bupati Pati Tantang Rakyat Kirim 50 Ribu Pendemo!

“Tidak boleh rakyat kita diajarkan meminta-minta terus. Kita boleh bersedekah, tapi yang lebih penting adalah mengajarkan rakyat agar kreatif, produktif, dan menjadi pejuang ekonomi,” tegasnya.

Ia menjelaskan, ketika desa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, akan tercipta kesetaraan dan keadilan sosial. Masyarakat desa tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga pelaku aktif dalam menggerakkan roda perekonomian.

Merokok dan Judi Online, Siap Siap Tak Dapat Bantuan Rumah dari Pemkab Gunungkidul!

Zulhas juga mengingatkan bahwa Indonesia pada era 1980-an tidak tertinggal jauh dibanding negara-negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura. Namun, dalam 28 tahun reformasi, negara-negara tersebut berhasil melaju lebih cepat.

“Dulu kita setara, tapi sekarang mereka jauh lebih maju. Ini pertanyaan besar: mengapa kita tertinggal? Karena kita harus memperkuat basis ekonomi kita dari bawah,” katanya.

Ia kemudian mengapresiasi kebijakan hilirisasi industri yang digagas Presiden Prabowo melalui program Danantara. Menurut Zulhas, hilirisasi akan memperkuat transformasi industri nasional sehingga Indonesia dapat bersaing secara global.

“Dengan hilirisasi, kita tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi mengolahnya menjadi produk bernilai tambah. Transformasi ini diharapkan membawa Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045,” ungkapnya.

Pengamat ekonomi menilai, pernyataan Zulhas sejalan dengan agenda pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bantuan sosial dan memperkuat ekonomi berbasis desa.

Pemberdayaan masyarakat desa melalui pelatihan keterampilan, peningkatan akses pasar, serta dukungan modal usaha menjadi kunci suksesnya program ini.

Dengan visi membangun ekonomi kuat dari desa dan strategi industrialisasi, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi inklusif yang mampu mengangkat kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat