Anak Perfeksionis Sering Stres? Ini 5 Cara Jitu Agar Menerima Kegagalan Tanpa Stres

Ilustrasi anak sedang bermain dengan ibunya
Sumber :
  • Freepik

VIVA, Banyumas – Banyak orangtua mungkin bangga punya anak yang selalu ingin tampil sempurna, rajin, dan detail.

Ricuh! Kondisi Aksi Demo di Pati Memanas, Massa Lempar Batu dan Botol ke Kantor Bupati

Namun, di balik itu, ada sisi lain yang kerap luput dari perhatian: anak-anak ini cenderung mudah cemas, stres, dan sulit merasa puas.

Mereka seringkali menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk diri sendiri, dan ketika gagal, mereka bisa merasa hancur.

Denny Darko Ramal Ayu Ting Ting Lebih Berpeluang Menikah dengan Ivan Gunawan

Lantas, bagaimana cara kita, sebagai orangtua, untuk membantu mereka?

1. Ajarkan Konsep 'Cukup Baik' (Good Enough)

Bebas Usai Dapat Abolisi, Tom Lembong Terima Kembali Barang Buktinya

Seorang psikolog perkembangan anak, Elizabeth Hartley-Brewer, dalam bukunya 'Raising a Perfect Child', menekankan pentingnya mengajarkan anak konsep 'cukup baik'.

Ini bukan berarti mendorong mereka menjadi malas, melainkan membantu mereka memahami bahwa tidak semua hal harus sempurna.

Sebagai contoh, jika anak menggambar, puji usahanya, bukan hanya hasilnya. Katakan, "Gambar kamu bagus sekali, Nak. Yang penting kamu sudah berusaha yang terbaik."

Hal ini akan mengurangi tekanan untuk selalu mencapai hasil yang sempurna dan membantu mereka fokus pada proses, bukan hanya pada hasil akhir.

2. Puji Usaha, Bukan Hanya Hasil

Psikolog pendidikan dari Universitas Indonesia, Dr. Sulis Triyono, seringkali mengingatkan bahwa memuji proses jauh lebih penting daripada memuji hasil.

Ketika anak berhasil, jangan hanya katakan "Kamu pintar!" atau "Hebat, nilaimu 100!". Alih-alih, fokus pada kerja kerasnya. Katakan, "Wow, kamu tentunya belajar dengan giat ya, hingga bisa meraih nilai yang bagus seperti ini."

Dengan cara ini, anak akan menginternalisasi bahwa usaha dan ketekunan adalah hal yang paling berharga, bukan sekadar nilai atau pencapaian.

Ini akan membangun mentalitas bertumbuh (growth mindset) yang kuat pada mereka.

3. Beri Ruang untuk Melakukan Kesalahan

Anak perfeksionis sangat takut salah. Mereka melihat kesalahan sebagai kegagalan total. Di sini, peran orangtua adalah menciptakan lingkungan yang aman untuk berbuat salah.

Jangan langsung menyalahkan atau memarahi saat mereka membuat kesalahan.

Menurut Carol Dweck, psikolog dari Stanford University, kesalahan adalah bagian dari proses belajar.

Cobalah ajak anak untuk melihat kesalahan sebagai tantangan. Misalnya, "Tidak apa-apa kok kalau salah. Dari kesalahan ini, kita jadi tahu cara yang lebih baik."

4. Beri Mereka Kendali Atas Pilihan Sederhana

Anak perfeksionis seringkali merasa perlu mengendalikan segala sesuatu. Beri mereka kendali atas hal-hal kecil, misalnya memilih baju yang akan dipakai atau makanan yang ingin dimakan.

Hal ini bisa mengurangi rasa cemas mereka. Ketika mereka merasa punya kendali, mereka akan lebih tenang dan tidak merasa semua hal harus sempurna.

5. Ajarkan Teknik Relaksasi Sederhana

Ketika stres datang, anak perfeksionis mungkin merasa kewalahan. Ajarkan mereka teknik relaksasi sederhana, seperti menarik napas dalam-dalam.

Dr. Irna L. Dwiati, M.Psi., seorang psikolog klinis dari Indonesia, menyarankan untuk melatih anak-anak melakukan pernapasan perut.

Aktivitas ini dapat membantu meredakan sistem saraf mereka dan menurunkan kecemasan

Memiliki anak perfeksionis memang tantangan, tapi bukan tidak mungkin untuk membantu mereka menemukan keseimbangan.

Dengan bimbingan yang tepat, mereka bisa tumbuh menjadi individu yang tidak hanya sukses, tapi juga bahagia dan santai.