Marketplace Melejit, Toko Fisik Terdesak! Data BPS dan Airlangga Ungkap Tren Baru Konsumen Indonesia 2025

Airlangga Tegaskan Daya Beli Masyarakat Beralih ke Market Place
Sumber :
  • tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar

VIVA, Banyumas – Perubahan besar dalam pola konsumsi masyarakat Indonesia mulai terlihat secara nyata, terutama dalam sektor ritel. Belanja online melalui marketplace kini menjadi kebiasaan baru, menggantikan toko fisik sebagai tempat utama bertransaksi.

Rp 20 Ribu per Hari Masih Layak, Mensos Minta BPS Revisi Ukuran Kemiskinan!

Bahkan, belanja produk kosmetik dan perawatan diri menjadi sektor dengan lonjakan pertumbuhan tertinggi. Hal ini menandai era baru ekonomi digital yang semakin kuat di tengah ketidakpastian global.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa telah terjadi pergeseran besar dalam pola konsumsi masyarakat dari toko fisik ke platform online atau marketplace.

Fakta Ironis dari Data BPS: Uang Orang Miskin Lebih Banyak Habis untuk Rokok daripada Pangan Bergizi

Perubahan ini menjadi indikator penting dari transformasi ekonomi digital yang sedang berlangsung di Indonesia.

Airlangga menyampaikan, sektor personal care dan kosmetik menjadi contoh nyata dari perubahan ini.

Masih Jadi Biang Kemiskinan! Beras dan Rokok Tempati Posisi Teratas Menurut BPS

“Kemudian yang shift ke online salah satu contoh yang tumbuhnya tinggi adalah personal care dan kosmetik, itu naik mendekati 17 persen,” ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2025).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperkuat pernyataan Airlangga. Pada kuartal II tahun 2025, transaksi ritel online dan marketplace tumbuh sebesar 7,55 persen.

Kategori produk rumah tangga dan perlengkapan kantor menjadi pendorong utama, dengan nilai transaksi mencapai Rp 72,8 triliun, angka yang mencerminkan pertumbuhan sebesar 29,38 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan pesat ini menunjukkan bahwa marketplace bukan lagi sekadar alternatif, tetapi telah menjadi jalur utama dalam ekosistem konsumsi masyarakat.

Meski dunia menghadapi ketidakpastian global, Airlangga menyatakan bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih terjaga.

Hal ini tercermin dalam angka inflasi inti (core inflation) yang stabil di level 2,32 persen serta pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencapai 6,99 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2/2025 bila dibandingkan dengan triwulan 2/2024 atau secara yoy tumbuh sebesar 5,12 persen,” jelas Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Selasa (5/8/2025).

Edy juga menyoroti bahwa perubahan perilaku konsumsi masyarakat masih belum banyak terlihat secara kasat mata, mengingat belanja online tidak semudah itu terpantau seperti transaksi di toko fisik.

“Konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama dari sisi pengeluaran. Kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 2,64 persen,” tandas Edy.

Pertumbuhan sektor marketplace bukan hanya menunjukkan pergeseran kebiasaan belanja masyarakat, tetapi juga menjadi indikator bahwa digitalisasi ekonomi Indonesia terus bergerak maju.

Dengan lonjakan pada kategori kosmetik dan personal care, serta meningkatnya transaksi produk kebutuhan rumah tangga, marketplace kini memegang peranan penting sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi berbasis digital.