Dijajah Bangsanya Sendiri: Nubuat Jayabaya yang Mulai Terbukti di Indonesia
- pexel @Element5 Digital
Viva, Banyumas - Ramalan Jayabaya, seorang raja bijak dari Kerajaan Kediri pada abad ke-12, kembali menjadi bahan pembicaraan di tengah kondisi sosial-politik Indonesia yang semakin mengkhawatirkan. Salah satu ramalannya yang paling populer berbunyi: “Negeri ini akan dijajah oleh bangsanya sendiri”.
Kalimat ini kini dianggap relevan oleh sebagian masyarakat yang menyaksikan krisis kepercayaan terhadap pemimpin, korupsi merajalela, dan penderitaan rakyat kecil. Di tahun 2025, banyak yang meyakini bahwa nubuat Jayabaya perlahan mulai terbukti. Korupsi di lembaga pemerintahan tetap menjadi sorotan utama, bahkan ketika para pelaku terus berganti.
Ketimpangan ekonomi semakin tajam, sementara rakyat kecil berjuang untuk memenuhi kebutuhan pokok di tengah inflasi dan beban hidup yang berat. Berikut nubuat jayabaya yang kemungkinan mulai terbukti di Indonesia dilansir dari laman Youtube H21R.
Bangsa yang Menjajah Dirinya Sendiri
Istilah “dijajah bangsanya sendiri” bukan lagi metafora semata. Dalam praktiknya, rakyat merasa tertindas oleh kebijakan dan sistem yang seharusnya melindungi mereka. Birokrasi yang rumit, pelayanan publik yang tidak efisien, serta harga kebutuhan pokok yang terus melonjak memperparah situasi.
Kondisi ini sesuai dengan bagian lain dari ramalan Jayabaya yang menyebut bahwa sebelum datangnya pemimpin agung yang membawa perubahan (Satrio Piningit), bangsa ini akan mengalami masa kegelapan dan kebusukan moral yang parah.
Pemimpin yang Muncul dari Kesederhanaan
Menariknya, Jayabaya juga meramalkan bahwa pemimpin penyelamat tidak akan datang dari elite politik atau bangsawan. Ia akan hadir dari rakyat biasa, sosok yang sederhana dan bijaksana. Dalam konteks hari ini, munculnya tokoh-tokoh baru yang vokal, jujur, dan mencintai rakyat dianggap sebagai pertanda zaman mulai bergerak menuju titik terang.
Relevansi di Era Modern
Ramalan Jayabaya bukan hanya mitos. Ia dianggap sebagai refleksi sosial yang kuat terhadap kondisi bangsa. Saat rakyat mulai kehilangan kepercayaan, mereka mencari harapan dari warisan budaya dan spiritual yang pernah diwariskan oleh leluhur.
Tahun 2025 adalah masa transisi. Apakah bangsa ini akan tetap dijajah oleh elit rakus dan sistem bobrok? Atau justru bersiap menyambut Satrio Piningit yang akan menuntun ke arah perubahan?