Negara Asia Ini Tak Akui Palestina: Menguak Alasan di Balik Sikap Kontroversial Mereka

Ilustrasi Free Palestine
Sumber :
  • Freepik

Internasional, VIVA Banyumas – Meskipun sebagian besar negara di Asia menunjukkan solidaritas tinggi terhadap perjuangan dekolonisasi.

Tak Diundang ke Piala Kemerdekaan 2025, Vietnam Sebut Indonesia Cari Jalan Juara dan Takut Kalah Lagi

Ada lima negara di benua ini yang hingga kini belum mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

Dari 51 negara di Asia, 46 telah mengakui kedaulatan Palestina, tetapi kelima negara ini tetap mempertahankan sikap yang berbeda.

Bukan Pelatih, Ini Sosok Misterius di Bench Vietnam yang Atur Botol untuk Jegal Lemparan Robi Darwis

Lantas, apa saja alasan di balik keputusan mereka?

1. Jepang

TAK CUMA BELI RAFALE! Pilot TNI AU Kini Jadi Penguji Jet Tempur Masa Depan KF-21

Sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di Asia, Jepang memilih jalur diplomasi yang hati-hati terkait isu Palestina.

Tokyo mendukung solusi dua negara dan secara aktif memberikan bantuan ekonomi kepada Otoritas Palestina (PA) untuk proyek infrastruktur dan pendidikan.

Namun, Jepang belum secara formal mengakui Negara Palestina. Keputusan ini diduga kuat terkait dengan hubungan dekat Jepang dengan Amerika Serikat dan kebutuhan untuk mempertahankan hubungan perdagangan yang solid dengan Israel.

Jepang memiliki kantor perwakilan diplomatik di Ramallah, tetapi tidak menjalin hubungan diplomatik setingkat negara dan sering abstain dalam resolusi PBB terkait status kenegaraan Palestina.

2. Korea Selatan

Korea Selatan, sebagai negara demokrasi yang berkembang dengan ketergantungan pada aliansi militer AS, sangat berhati-hati dalam menghadapi isu-isu geopolitik yang sensitif.

Walaupun memberikan bantuan kemanusiaan dan mendesak berhentinya kekerasan di Gaza, Seoul belum mengesahkan Palestina sebagai negara yang berdaulat.

Korea Selatan juga belum membuka kantor perwakilan untuk Palestina atau mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB.

Dalam Sidang Umum PBB tahun 2012, ketika Palestina mengajukan status "Negara Pengamat Non-Anggota", Korea Selatan memilih abstain, menunjukkan sikap netralnya.

3. Singapura

Singapura, sebagai negara kecil yang sangat bergantung pada stabilitas kawasan dan hubungan internasional, memilih pendekatan diplomasi yang netral.

Singapura menghormati hak rakyat Palestina untuk hidup dengan damai dan mendukung solusi dua negara, tetapi belum memberikan pengakuan resmi kepada Palestina sebagai negara.

Kedekatan dengan Israel, terutama dalam kolaborasi teknologi dan militer, diperkirakan menjadi faktor utama di balik sikap ini.

Pemerintah Singapura kerap menekankan kebutuhan akan perundingan langsung antara Israel dan Palestina guna menetapkan status kenegaraan Palestina. 

4. Myanmar

Myanmar, baik di masa junta militer maupun pemerintahan sipil yang lalu, tidak pernah memberikan pengakuan resmi pada Negara Palestina.

Negara ini juga tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Otoritas Palestina ataupun Hamas.

Dalam berbagai pertemuan PBB mengenai Palestina, Myanmar sering kali memilih untuk tidak terlibat secara aktif atau abstain.

Hal ini mengindikasikan bahwa dukungan terhadap Palestina bukanlah prioritas diplomatik Myanmar, terutama di tengah krisis internal yang melanda negara tersebut sejak kudeta 2021.

5. Vietnam

Meskipun memiliki sejarah perjuangan melawan kolonialisme, Vietnam belum memberikan pengakuan resmi terhadap Negara Palestina.

Hanoi memang menunjukkan kepedulian terhadap rakyat Palestina dan mendukung gagasan dua negara, tapi tidak pernah menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Palestina.

Faktor keseimbangan hubungan antara Israel dan Palestina, serta orientasi pragmatis terhadap ekonomi dan teknologi Israel, diduga menjadi alasan utama di balik sikap Vietnam.

Alhasil, pengakuan atas Negara Palestina tetap menjadi masalah penting dalam hubungan internasional.

Sebagian besar negara di Asia, termasuk Indonesia, Malaysia, dan banyak negara Arab, telah memberikan pengakuan penuh kepada Negara Palestina.

Namun, fakta bahwa ada lima negara yang belum mengakui hal ini menunjukkan bahwa perhitungan diplomatik dan kepentingan ekonomi masih menjadi faktor utama dalam tatanan politik global.

Selama pengakuan global belum tercapai, usaha Palestina untuk memperoleh pengakuan sebagai negara merdeka akan terus menghadapi rintangan signifikan—bahkan dari negara-negara yang seharusnya menjadi mitra di benua yang sama.