Terbongkar! Ini Alasan Koperasi Cilacap Tak Kunjung Meningkatkan Pendapatan Domestik Regional Bruto
- Pemkab Cilacap
Viva, Banyumas - Meski koperasi diakui sebagai pilar ekonomi kerakyatan, kenyataannya di Kabupaten Cilacap peran koperasi dalam meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masih belum optimal. Fakta ini terungkap dalam resepsi Hari Koperasi ke-78 tingkat Kabupaten Cilacap yang digelar di Hotel Aston Inn, Sabtu (26/7/2025).
Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Cilacap, Jumadi, mengungkapkan bahwa dari sekitar 450 koperasi yang tercatat di Kabupaten Cilacap, hanya 301 unit yang benar-benar aktif. Sementara sisanya tidak mampu menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), indikator penting dalam manajemen koperasi yang sehat.
“Kontribusi koperasi terhadap PDRB Cilacap masih sangat rendah, bahkan secara nasional belum mencapai angka 10 persen,” kata Jumadi dikutip dari Pemkab Cilacap.
Ia menilai stagnasi ini disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari persepsi negatif generasi muda terhadap koperasi, minimnya pendampingan dari Dinas terkait, hingga ketertinggalan dalam adopsi teknologi digital.
Banyak anak muda masih menganggap koperasi sebagai sistem ekonomi yang kuno dan tidak relevan dengan zaman. Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman, menanggapi kondisi ini dengan menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Cilacap untuk memperkuat koperasi melalui pendekatan lintas sektor.
Ia mengatakan, setiap koperasi akan disandingkan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang sesuai dengan basis usahanya.
“Kalau basisnya pertanian, kita libatkan Dinas Pertanian. Kalau perikanan, ya Dinas Perikanan. Kita bentuk tim teknis untuk mendampingi agar pembinaan koperasi lebih terarah,” tegasnya.
Lebih jauh, Syamsul menyebut koperasi berpeluang masuk dalam rantai pasok logistik program MBG (Makanan Bergizi Gratis) yang saat ini dijalankan di Cilacap.
Setiap hari, ada 100 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani 3.000 porsi makanan dengan potensi perputaran dana hingga Rp30 juta per hari. Namun ia mengingatkan, koperasi tidak boleh mematikan pelaku ekonomi kecil lainnya.
“Sinergi harus berjalan seimbang, jangan sampai koperasi justru merugikan masyarakat kecil,” tambahnya. Langkah regenerasi juga mulai dilakukan melalui pembentukan 284 koperasi Merah Putih tingkat desa dan kelurahan, yang bertujuan melibatkan generasi muda serta memperkuat struktur ekonomi desa.
Dengan dorongan digitalisasi, sinergi lintas sektor, dan penguatan kapasitas SDM, koperasi diharapkan bisa keluar dari zona stagnasi dan benar-benar menjadi motor penggerak ekonomi rakyat yang inklusif dan berdaya saing tinggi di masa depan