15 Opang Geruduk Mobil Grab! Ibu dan Bayinya Ditarik Paksa saat Hujan Deras di Stasiun Tigaraksa

Mobil Grab diserbu opang saat hujan deras
Sumber :
  • instagram @charezeruya

Viva, Banyumas - Insiden mencekam dialami seorang ibu muda bersama bayinya saat hendak menuju rumah kakak iparnya di Tigaraksa. Kejadian itu terjadi usai ia memesan layanan GrabCar dari Stasiun Tigaraksa. Namun nahas, mobil yang ditumpanginya diserbu oleh sekitar 15 orang ojek pangkalan (opang) yang menolak keberadaan ojek online (ojol) di kawasan tersebut.

Viral! Warga Geruduk Markas FPI di Brebes, Baliho Habib Hasan Dicopot Paksa

Menurut keterangan korban yang viral di media sosial, hujan deras mengguyur wilayah tersebut saat ia tiba di stasiun bersama suami dan bayinya. Karena alasan keselamatan, ia memilih memesan GrabCar dibanding menggunakan ojek pangkalan yang hanya menyediakan motor. Namun, keputusan itu justru memicu amarah kelompok opang.

Begitu mobil GrabCar yang ia tumpangi bergerak keluar dari stasiun, sekelompok opang tiba-tiba mengepung kendaraan tersebut. Mereka membawa batu, berteriak, dan mencoba memecahkan kaca mobil.

Diguyur Hujan Deras, Najwa Shihab Tak Ikut Antar Suami ke Pemakaman

Bahkan, pintu mobil dibuka paksa, dan korban ditarik keluar meski sedang menggendong bayi yang baru berusia beberapa bulan. Bayi tersebut pun basah kuyup terkena hujan karena aksi brutal tersebut. Situasi semakin mencekam karena tidak ada petugas keamanan yang langsung datang untuk melerai kejadian.

“Pas udah naik mobil pada dateng ada kali 15 orang ojek pangkalan, bawa batu mau pecahin kaca & ban mobil.Pintu di buka paksa aku ditarik keluar. Bayiku? Basah kuyup karena opang2 yang jahat itu,” tulis akun Instagram @charezeruya yang mengungkapkan keluh kesahnya. Korban mengaku sangat trauma dengan kejadian tersebut.

Himbauan Polres Banjarnegara untuk Jalan Alternatif yang Dapat Dilalui Usai Jembatan Kalimbombong Putus

Ia hanya ingin perjalanan yang aman untuk anaknya, tetapi malah mendapat perlakuan kasar. Insiden ini memicu kemarahan publik dan menyorot keras aksi premanisme ojek pangkalan yang masih kerap terjadi di berbagai daerah.

Warganet ramai-ramai meminta kepolisian turun tangan dan menindak tegas pelaku kekerasan. Hingga artikel ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian atau Pemerintah Kabupaten Tangerang terkait insiden ini.

Namun, tekanan publik terhadap aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terus meningkat. Masyarakat berharap kejadian seperti ini tidak lagi terulang dan keselamatan pengguna transportasi umum, khususnya yang membawa anak kecil, bisa dijamin.

Pemerintah daerah diminta mengevaluasi kembali sistem transportasi yang adil bagi semua pihak, tanpa diskriminasi atau kekerasan