9 Ibu Meninggal, 114 Bayi Tak Tertolong: Banyumas Kejar Solusi Tekan AKI dan AKB
- Pemkab Banyumas
Viva, Banyumas - Pemerintah Kabupaten Banyumas tengah menghadapi tantangan serius di sektor kesehatan ibu dan anak. Berdasarkan data semester 1 tahun 2025, tercatat sebanyak 9 kasus kematian ibu (AKI) dan 114 kasus kematian bayi (AKB) di wilayah tersebut. Angka ini menjadi perhatian besar Pemkab dan Dinas Kesehatan untuk segera dilakukan langkah-langkah konkrit dalam penanganannya.
Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Widyana Grehastuti, memaparkan bahwa dari total 9.197 ibu hamil yang tercatat, sekitar 30,33% atau 2.790 ibu termasuk kategori risiko tinggi. Sembilan kasus kematian ibu terjadi, dengan rincian 8 di masa nifas dan 1 saat bersalin. Usia para ibu yang meninggal berkisar antara kurang dari 20 tahun hingga lebih dari 35 tahun. Dugaan penyebab kematian ibu terbagi dua kategori.
Lima kasus disebabkan langsung oleh kondisi medis seperti pendarahan postpartum dan preeklamsia/eklamsia. Sementara empat kasus lainnya dipicu faktor tidak langsung seperti CKD, emboli air ketuban, syok septik, dan thyroid storm.
Di sisi lain, angka kematian bayi mencapai 114 kasus, dengan puncaknya terjadi pada bulan April sebanyak 33 kasus. Faktor utama penyebab kematian bayi adalah infeksi, gangguan pernapasan (respiratory), dan berat badan lahir rendah (BBLR).
Sebagai respon, Dinas Kesehatan bersama Pemkab Banyumas menggelar sarasehan pada 25 Juli 2025 dan menyusun sejumlah program prioritas.
Enam strategi utama diluncurkan Pemkab Banyumas, antara lain:
1.Review pedoman klinis preeklamsia, emboli air ketuban, dan induksi persalinan
2.Monitoring KIA di Faskes tingkat pertama dan lanjutan
3.Skrining kelayakan hamil bagi calon pengantin dan remaja usia subur
4.Intervensi pada kehamilan remaja
5.Standarisasi keterampilan tim emergency di RS
6.Usulan penganggaran konvergensi AKI-AKB dan kesehatan reproduksi
Selain itu, pelatihan penanganan kegawatdaruratan ibu dan bayi serta resusitasi neonatus juga sedang digencarkan. Pengadaan alat T-Piece resuscitator dan edukasi pneumonia kepada masyarakat turut menjadi bagian dari tindak lanjut penanganan AKB.
Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor. Pemkab langsung menggandeng Kemenag untuk program edukasi calon pengantin serta Dinas Pendidikan guna integrasi kurikulum kesehatan reproduksi.
Dengan dukungan 500 penyuluh dari Kemenag yang akan turun ke desa-desa, Banyumas optimis dapat menekan angka kematian ibu dan bayi secara signifikan