Beras Oplosan Tak Akan Ditarik, Kepala Bapanas Sarankan Dijual Murah Sesuai Kualitas

Ilustrasi Kepala Bapanas beri solusi soal beras oplosan di ritel
Sumber :
  • pexel @Dennis Julius

Viva, Banyumas - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa pemerintah tidak akan mengeluarkan instruksi resmi untuk menarik peredaran beras oplosan dari pasar ritel.

Setelah Beras Oplosan, Kini Petani Dihantam Pupuk Palsu! Rugi Rp3,2 Triliun

Sebaliknya, Arief Prasetyo menyarankan agar peritel menjual beras tersebut dengan harga lebih murah sesuai kualitas dan spesifikasi kandungan patahan butir berasnya.

"Ngapain ditarik? Dijual murah saja," ujar Arief kepada wartawan di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Kamis (17/7/2025). Menurutnya, selama kandungan butir patah (broken) melebihi batas standar, beras tetap bisa dijual dengan harga disesuaikan.

1 Juta Pengangguran di Jateng! Menteri Sarankan Kerja ke Luar Negeri

Misalnya, jika beras premium seharusnya memiliki kandungan broken maksimal 15 persen, namun pada kenyataannya mengandung 30 persen, maka bisa dijual dengan harga setara beras medium atau submedium. Dengan pendekatan ini, Arief menilai peritel tetap bisa menghabiskan stok beras oplosan tanpa perlu penarikan besar-besaran.

Ini dinilai lebih efisien daripada menimbulkan kerugian atau pemborosan. Selain itu, Arief juga menyarankan agar pengaturan mesin penggiling di sentra pengolahan beras dikaji ulang guna memastikan hasil gilingan sesuai standar mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Bapanas Nomor 2 Tahun 2023.

Operasi Patuh Candi 2025: Pemeriksaan Kelengkapan Berkendara di Jl. Karangkobar Purwokerto

Dalam regulasi tersebut, beras premium memiliki syarat kandungan patah maksimal 15 persen, menir maksimal 0,5 persen, butir lainnya maksimal 1 persen, serta tidak mengandung gabah atau benda asing.

Sementara beras submedium dan beras pecah memiliki toleransi patahan hingga di atas 40 persen. Pemerintah menegaskan bahwa pendekatan rasional dan solutif seperti ini bertujuan agar masyarakat tetap mendapatkan akses pangan, meskipun dengan kualitas di bawah premium.

Halaman Selanjutnya
img_title