Wisata Mati di Cilacap: Taman Dinosaurus hingga Rengganis Gagal Bertahan
- Tiktok @masboybulee
Viva, Banyumas - Geliat sektor pariwisata di Kabupaten Cilacap mulai terasa perlahan pasca pandemi. Namun, di balik semangat membangkitkan ekonomi lokal, tidak semua destinasi wisata mampu bertahan. Dua objek wisata buatan — Taman Dinosaurus di Gandrungmangu dan Pesona Rengganis di Kedungreja — menjadi contoh nyata bagaimana sektor ini masih menghadapi tantangan besar.
Menurut Ida Farida, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Muda Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Cilacap, keduanya merupakan wisata buatan yang sejak awal kurang memiliki konsep yang matang.
Dilansir dari laman Instagram @info_cilacap.id, Ida mengatakan pasca pandemi, meski pelan, ada geliat. Tapi memang ada juga destinasi yang mati. Salah satunya taman dinosaurus dan Pesona Rengganis. Kedua lokasi ini sebelumnya sempat menarik perhatian warga sekitar.
Taman Dinosaurus mengandalkan miniatur makhluk purba sebagai daya tarik utama, sedangkan Pesona Rengganis mengusung konsep paduan alam dan wahana bermain. Namun, buruknya pengelolaan serta kurangnya inovasi dan promosi membuat keduanya akhirnya tutup.
Dikelola Perorangan, Minim Dukungan Sebagian besar destinasi wisata di Cilacap dikelola oleh pihak perorangan atau swasta, bukan pemerintah. Ida menyebutkan bahwa 99 persen wisata di Cilacap dikelola mandiri atau bekerja sama dengan pemilik lahan, bukan oleh pemerintah daerah.
Ida menambahkan Disparpora hanya mengelola dua tempat, yakni Pemandian Air Panas Cipari dan kapal wisata Banawa. Kondisi ini memperlihatkan betapa rentannya keberlanjutan destinasi wisata buatan tanpa dukungan sistem yang kuat, baik dari sisi manajemen, promosi, maupun pembiayaan.
Kecilnya Kontribusi terhadap PAD