Gaji Rp300 Ribu per Jam! Cerita Merianti Tinggalkan Kerja Bank Demi Jadi Pemetik Buah di Australia

Ilustrasi Merianti di Australia saat bekerja di perkebunan buah
Sumber :
  • pexel @Quang Nguyen Vinh

Viva, Banyumas - Merianti (30), seorang perempuan asal Pontianak lulusan jurusan Manajemen, mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Setelah hampir lima tahun bekerja sebagai customer service di sebuah bank swasta, ia memilih meninggalkan kenyamanan kerja kantoran dan merantau ke Australia melalui program Working Holiday Visa (WHV).

Mobil Cuma Satu, Gaji hanya Rp 750 Ribu Minim! Curhat Pilu Petugas Damkar Seram Timur Maluku

Keputusan itu bukan tanpa pertimbangan. Merianti merasa rutinitas kerja di kantor mulai membuatnya jenuh. Ia pun mencari peluang baru yang bisa memperkaya pengalaman hidup dan memperbaiki kondisi finansial.

Setelah mencari informasi secara mandiri, ia memberanikan diri mendaftar WHV yang memungkinkan warga negara Indonesia bekerja sambil liburan di Australia. Setibanya di Australia, Merianti tidak langsung mendapat pekerjaan tetap.

Gaji Kepala Daerah Hanya Rp5,9 Juta? Sekjen KPK: Wajar Kalau Tergoda Korupsi!

Ia mengawali karier barunya sebagai pemetik buah, penyortir di perkebunan, waitress di restoran lokal, pencuci piring, hingga pekerja gudang. Namun semua pekerjaan itu dibayar layak, bahkan jauh melebihi gaji kerjanya di Indonesia.

“Upah minimum di Australia saat itu sekitar AUD 30 per jam atau setara Rp300 ribu,” jelas Merianti dalam ceritanya yang dilansir dari laman Instagram @pandemictalks.

Gaji Cristiano Ronaldo Bikin Geleng Geleng, Dapat Rp 247 Ribu Setiap Detik Usai Stay di Al Nassr Sampai 2027!

“Bayaran bisa mingguan atau dua mingguan. Cukup buat bayar tempat tinggal, makan, transportasi, bahkan menabung.” Salah satu hal yang membuat Merianti kagum adalah proses perekrutan kerja yang sederhana dan transparan.

Tidak perlu melampirkan foto atau ijazah, cukup CV saja. Beberapa tempat bahkan memberlakukan sistem uji coba selama beberapa jam untuk menilai kecocokan kerja. Ia juga mengapresiasi budaya kerja di Australia yang adil dan disiplin.

Halaman Selanjutnya
img_title