Kepala Kerbau hingga Tumpeng, Ini Isi Sesaji Jolen di Sedekah Laut Cilacap 2025
- pexel @ Ricky Esquivel
Viva, Banyumas - Pada Jumat, 27 Juni 2025, masyarakat nelayan Cilacap kembali menyelenggarakan tradisi Sedekah Laut yang berlangsung penuh khidmat. Perayaan ini memiliki makna khusus karena jatuh bersamaan dengan 1 Suro, hari pertama dalam penanggalan Jawa yang dianggap sakral.
Sedekah Laut bukan sekadar upacara adat, tetapi juga wujud nyata ungkapan terima kasih para nelayan atas hasil laut yang telah mereka peroleh sepanjang tahun. Momen ini dijadikan sarana spiritual untuk mempererat hubungan antara manusia dengan alam, khususnya laut sebagai sumber penghidupan.
Selain sebagai bentuk syukur, tradisi ini juga sarat doa agar keselamatan senantiasa menyertai para nelayan di masa mendatang. Harapan akan limpahan rezeki, terhindar dari bahaya di laut, serta keberkahan dalam setiap pelayaran menjadi inti dari prosesi yang dijalankan secara turun-temurun ini.
Salah satu elemen utama dalam tradisi ini adalah jolen, semacam miniatur bangunan rumah adat Jawa (Joglo) yang dihias dan diisi dengan berbagai sesaji. Jolen menjadi simbol utama dalam perayaan adat Sedekah Laut yang akan diarak dari Pendopo Wijayakusuma Cakti menuju Pantai Teluk Penyu, tempat dilaksanakannya larung sesaji ke laut selatan.
Isi jolen pun sangat khas dan penuh makna spiritual. Di dalamnya terdapat kepala kerbau atau kepala kambing, ayam utuh, buah-buahan, sayuran segar, jajanan pasar, serta tumpeng kuning lengkap dengan lauk-pauk.
Tak hanya itu, kain putih, bunga, dupa, dan sesaji lain juga turut menghiasi isi jolen sebagai simbol doa dan pengharapan.
Dilansir dari akun Instagram @cilacap_kekinian, Menurut Kadir, salah satu pengurus kelompok nelayan dari Tritih Kulon, tradisi membuat jolen sudah menjadi kewajiban. Meski dengan perayaan sederhana, esensi utamanya adalah rasa syukur atas berkah laut dan harapan agar nelayan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa.