Jarak 10 Km Demi Sekolah Negeri, Ini Pilihan Sulit Siswa Grogol Sukoharjo
- pexel @Jeswin Thomas
Viva, Banyumas - Tiap tahun ajaran baru menjadi momen penuh tantangan bagi para siswa Grogol di Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Ketiadaan sekolah negeri tingkat SMA di wilayah ini memaksa mereka menghadapi pilihan sulit untuk melanjutkan pendidikan ke kecamatan lain.
Banyak dari mereka harus rela menempuh jarak 10 km lebih setiap hari demi bersekolah di sekolah negeri luar wilayah. Orang tua siswa Grogol mengaku, proses pendaftaran ke sekolah negeri di daerah tetangga menjadi pilihan sulit yang harus diambil setiap tahun ajaran.
Kondisi geografis Kecamatan Grogol, Sukoharjo, yang belum memiliki fasilitas pendidikan setingkat SMA negeri, mengharuskan anak-anak menempuh jarak 10 km bahkan lebih.
Situasi ini tentu tidak ideal bagi kelangsungan pendidikan mereka. Pemerataan akses pendidikan di wilayah seperti Grogol, Sukoharjo, sangat diperlukan agar tidak terus memaksa siswa Grogol menjalani pilihan sulit seperti sekarang. Tanpa sekolah negeri di sekitar tempat tinggal, mereka harus menanggung beban perjalanan jauh dengan jarak 10 km ke sekolah setiap hari.
Pemerintah daerah diharapkan segera bertindak demi masa depan pendidikan anak-anak di Grogol. Kondisi ini terjadi lagi saat pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026.
Grogol, yang notabene merupakan kawasan berkembang di Sukoharjo, masih belum memiliki satu pun sekolah negeri jenjang SMA. Akibatnya, banyak siswa Grogol yang harus bersaing di luar wilayah domisili mereka sendiri.
Sementara kuota sekolah di daerah tetangga seperti Kota Sukoharjo terbatas dan selektif.
Dilansir dari info yang diunggah akun Instagram @sukoharjokita, Bagi keluarga berpenghasilan rendah, ini menjadi beban tambahan.
Tidak hanya soal biaya transportasi yang meningkat, tetapi juga soal waktu tempuh yang melelahkan. Menempuh jarak 10 km setiap hari jelas bukan hal mudah bagi para siswa Grogol, terutama yang menggunakan sepeda motor atau transportasi umum. Ini belum termasuk tantangan jika cuaca tidak bersahabat.
Ketiadaan SMA negeri di Grogol seperti menjadi ironi di tengah gencarnya pemerintah mendorong pemerataan pendidikan. Padahal, jumlah lulusan SMP di Grogol tergolong tinggi dibanding kecamatan lain di Sukoharjo.
Namun hingga kini, belum ada kebijakan atau langkah konkret untuk membangun sekolah negeri baru di wilayah ini. Warga berharap pemerintah daerah segera memberikan solusi agar generasi muda Grogol tidak terus-menerus dihadapkan pada pilihan sulit setiap tahunnya.
Dengan perencanaan pendidikan yang lebih merata, siswa Grogol di masa depan tidak perlu lagi menempuh jarak 10 km hanya untuk mendapatkan hak pendidikan di sekolah negeri. Pemerintah perlu mendengar suara masyarakat dan bertindak cepat sebelum masalah ini kembali terulang tahun depan