Brida Bagus Polisi Jateng Disorot Diduga Tipu Banyak Wanita demi Lunasi Utang Pinjol
- pexel @pixabay
Viva, Banyumas - Bripda Bagus Yoga Ardian, anggota kepolisian yang bertugas di Polda Jawa Tengah (Jateng), kini menjadi pusat perhatian publik. Bukan karena prestasi, melainkan karena dirinya disorot akibat dugaan telah menipu sejumlah wanita.
Skandal ini mencuat karena Bripda Bagus diduga menjalin hubungan asmara palsu demi tujuan pribadi, yaitu untuk melunasi hutang dari berbagai pinjaman online (pinjol) yang membelitnya. Aksi Bripda Bagus mulai terbongkar setelah viral di media sosial, di mana sejumlah akun membagikan cerita dan bukti soal modusnya.
Dalam narasi yang beredar, ia disebut lihai memanfaatkan perasaan wanita sebagai alat untuk menutupi masalah keuangannya. Dugaan ini semakin diperkuat oleh kisah beberapa korban yang mengaku merasa tertipu setelah membantu keuangan Bripda Bagus, tanpa tahu bahwa mereka bukan satu-satunya yang didekati dengan cara serupa.
Kasus ini menambah panjang daftar aparat yang disorot karena perilaku menyimpang. Bripda Bagus bukan hanya dituding mempermainkan perasaan, tetapi juga dianggap mencoreng nama institusi karena dugaan tipu-menipu terhadap wanita untuk membayar hutang pinjol.
Masyarakat kini menantikan apakah Polda Jateng akan memberikan tindakan tegas terhadap Bripda Bagus, atau justru membiarkan kasus ini berlalu tanpa kejelasan.
Kasus ini pertama kali mencuat dari media sosial, ketika akun X (sebelumnya Twitter) @viralinae mengunggah serangkaian narasi dan foto yang menyebutkan bahwa Bripda Bagus diduga menjalin hubungan dengan banyak perempuan.
Namun hubungan tersebut bukan semata karena cinta, melainkan sebagai modus untuk mendapatkan uang guna melunasi utang pinjol yang menjeratnya.
Yang mengejutkan, salah satu perempuan yang diduga didekati bahkan telah bersuami. Unggahan itu memancing kemarahan netizen dan banyak yang merasa empati terhadap para korban.
Dalam postingan tersebut dijelaskan bagaimana Bripda Bagus berulang kali menggunakan rayuan asmara dan janji manis untuk memperoleh pinjaman uang dari para perempuan yang ia dekati.
Netizen kemudian membongkar riwayat digital Bripda Bagus, termasuk tangkapan layar percakapan dan foto-foto yang memperlihatkan kedekatannya dengan beberapa wanita.
Tudingan terus berdatangan, dan warganet menuntut agar institusi Polri mengambil tindakan tegas. Pihak Polda Jawa Tengah sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kasus ini.
Namun, sejumlah warganet menagih akuntabilitas institusi kepolisian terhadap tindakan anggotanya, terutama jika terbukti menyalahgunakan relasi untuk kepentingan pribadi.
Beberapa menyebut bahwa kasus seperti ini bisa mencoreng citra kepolisian jika tidak ditindaklanjuti secara serius. Kasus Bripda Bagus menjadi pengingat akan pentingnya etika dalam profesi, terutama di institusi penegak hukum.
Ketika seseorang berseragam membawa beban kepercayaan publik, maka penyalahgunaan posisi, terlebih dengan melibatkan manipulasi emosional demi kepentingan pribadi, jelas tidak dapat dibenarkan.
Kini publik menanti apakah Polri akan segera merespons dan mengambil langkah internal terhadap Bripda Bagus, atau membiarkan kasus ini menguap di tengah derasnya perhatian media sosial