Cuaca Tak Menentu, DBD Boyolali Tewaskan Tiga Warga: Fogging Tak Cukup!
- pexel @pixabay
Dilansir dari laman Instagram @boyolalikita, Tren kasus memang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun bahaya demam berdarah dengue (DBD) tetap menghantui.
Cuaca yang tidak menentu, dengan pola panas dan hujan silih berganti, menjadi faktor utama berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebar penyakit ini.
Fogging, yang selama ini diandalkan masyarakat, disebut hanya efektif membunuh nyamuk dewasa, namun tak membasmi jentik-jentik yang berkembang di tempat air tergenang.
Dinas Kesehatan menegaskan bahwa fogging bukanlah solusi utama, melainkan hanya bagian kecil dari pencegahan.
Strategi yang jauh lebih efektif adalah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Masyarakat Boyolali diminta lebih aktif melakukan 3M—menguras, menutup, dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Meskipun wilayah utara Boyolali yang sebelumnya dominan kasus kini lebih terkendali, daerah lain justru menunjukkan peningkatan signifikan.
Perubahan perilaku masyarakat untuk tidak "shopping dokter" atau berpindah-pindah pengobatan juga disebut ikut menurunkan tingkat fatalitas. Namun, selama masyarakat masih bergantung pada fogging semata, kasus DBD masih berpotensi naik.