UNCDF Pilih Banyumas! Ada Apa di Balik Hibah Rp2,4 Miliar Ini?

Bupati Banyumas saat terima hibah dari UNCDF dan mitra
Sumber :
  • pemkab banyumas

Viva, Banyumas - Kabupaten Banyumas berhasil menarik perhatian UNCDF (United Nations Capital Development Fund) sebagai penerima dana hibah internasional sebesar Rp2,4 miliar atau setara USD 150.000. Bantuan ini merupakan bagian dari inisiatif UNCDF dalam program Smart Green Asian Cities (SGAC) yang menargetkan wilayah-wilayah Asia dengan komitmen kuat terhadap pengelolaan lingkungan.

Lur Info! Pasar Minggon GOR Satria Ditiadakan, Gegara Pemulangan Jemaah Haji Kabupaten Banyumas

Terpilihnya Banyumas menandakan pengakuan atas upaya daerah dalam meningkatkan pengelolaan sampah dan energi terbarukan. Pemerintah Banyumas tidak menerima langsung dana hibah Rp2,4 miliar tersebut karena terbentur aturan nasional, sehingga penyaluran dilakukan melalui mitra pelaksana seperti PT BIJ dan Green Prosa.

Mekanisme ini dipilih oleh UNCDF agar implementasi program tetap sesuai regulasi dan tepat sasaran. Fokus penggunaan hibah ini adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi RDF (Refuse Derived Fuel), salah satu solusi alternatif energi berbasis sampah yang sedang dikembangkan di Banyumas.

Cukup 3 Menit dari Stasiun Purwokerto, Sarapan Enak Bonus Pemandangan Menakjubkan

Melalui kolaborasi antara UNCDF, Pemkab Banyumas, dan mitra lokal, sebagian dana hibah Rp2,4 miliar juga dialokasikan untuk pemberdayaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Salah satu contohnya adalah KSM Brayan yang dipilih sebagai lokasi proyek percontohan pengelolaan sampah dari hulu.

Gaji ke 13 ASN dan PPPK Banyumas Belum Cair? Ini Jawaban Resmi BKPSDM Soal Jadwal nya

Keterlibatan warga dalam memilah sampah sejak dari rumah mendapat perhatian khusus dari UNCDF, karena menjadi faktor penting dalam efisiensi dan keberlanjutan pengelolaan lingkungan di Banyumas.

Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menyampaikan bahwa hibah tersebut tidak langsung diberikan ke pemerintah daerah karena terkendala regulasi nasional.

Sebagai gantinya, dana disalurkan melalui mekanisme khusus yang melibatkan dua mitra pelaksana, yaitu PT BIJ dan Green Prosa.

“Saya sangat terbuka terhadap semua bentuk hibah, asalkan sesuai aturan dan tujuannya jelas—yakni memperkuat sistem pengelolaan sampah kita,” ujarnya saat pertemuan dengan perwakilan UNCDF, Green Prosa, dan KLHK di Ruang Joko Kahiman yang dilansir dari laman Pemkab Banyumas.

Dari total hibah tersebut, sekitar USD 120.000 akan difokuskan untuk meningkatkan kapasitas produksi Refuse Derived Fuel (RDF) dari 8 ton menjadi 56 ton per hari hingga akhir 2025.

RDF adalah bahan bakar alternatif yang berasal dari sampah non-organik dan menjadi solusi pengurangan beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekaligus mendukung ketahanan energi daerah.

Sebagian dana lainnya disalurkan kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), salah satunya KSM Brayan di Desa Tanjung, yang akan menjadi lokasi proyek percontohan.

KSM ini telah aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dari sumbernya.

“Pemilahan dari hulu bisa memangkas hingga 40% biaya pengolahan. KSM Brayan jadi contoh bagaimana partisipasi warga bisa berdampak besar,” jelas perwakilan Green Prosa.

UNCDF memilih Banyumas karena dinilai memiliki komitmen kuat dalam pengelolaan sampah dan telah membangun ekosistem pengelolaan yang baik.

Program ini akan berlangsung sekitar 3–4 bulan secara efektif dan menjadi langkah awal kerja sama yang bisa berkembang ke bantuan lain di masa mendatang