Steve Bannon Desak Donald Trump Deportasi Elon Musk: Imigran Ilegal dan Pengaruh Gelap Pentagon?

Steve Bannon desak Donald Trump deportasi Elon Musk
Sumber :
  • instagram @el0n_rev_musk

Viva, Banyumas - Steve Bannon, yang pernah menjabat sebagai kepala strategi Gedung Putih dan dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Donald Trump, kembali membuat heboh dengan pernyataan kontroversial. Dalam pidatonya, Steve Bannon mendesak Donald Trump untuk mengambil tindakan tegas dengan memproses deportasi Elon Musk dari Amerika Serikat. Bannon menuduh Musk sebagai imigran gelap yang tinggal secara ilegal di negara tersebut.

Gelombang PHK Besar Bisa Terjadi! KSPI Ungkap 50 Ribu Buruh Terancam Akibat Tarif Impor Trump ke Produk RI

Dalam dorongannya, Steve Bannon menegaskan bahwa Donald Trump harus serius menyikapi masalah status kewarganegaraan Elon Musk. Bannon mendesak Donald Trump untuk segera melakukan penyelidikan formal terkait tuduhan bahwa Musk adalah imigran gelap. Selain itu, Bannon menyoroti dugaan pengaruh gelap Pentagon yang dimiliki Musk untuk mengakses informasi rahasia negara, yang menurutnya sangat berbahaya.

Steve Bannon juga mendesak Donald Trump agar tidak membiarkan kasus ini berlalu begitu saja tanpa tindakan hukum yang jelas. Ia menegaskan bahwa deportasi Elon Musk harus dilakukan demi menjaga kedaulatan dan keamanan nasional, terutama dengan adanya isu pengaruh gelap Pentagon yang melibatkan Musk.

Ko Jaga Alam, Alam Jaga Ko: Malagufuk, Warisan Hutan Terakhir Papua di Ujung Tanduk Gempuran Kelapa Sawit

Bannon melihat situasi ini sebagai ancaman serius yang harus segera diatasi oleh pemerintahan Trump.

Dilansir dari The Newyork Times, Pernyataan ini muncul setelah ketegangan di media sosial antara Musk dan Trump memuncak pada Kamis lalu.

Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan Ungkap Izin Tambang Nikel Pulau Gag Raja Ampat dari Era Soeharto hingga Jokowi

Musk, yang juga memiliki kewarganegaraan Afrika Selatan dan Kanada, lahir di Pretoria, Afrika Selatan, dan sejak lama menjadi sorotan publik.

Namun, Bannon mengklaim bahwa Musk tidak memiliki izin resmi yang sah untuk tinggal di AS dan menuntut agar pemerintah melakukan penyelidikan formal terhadap status imigrasinya.

Selain masalah kewarganegaraan, Bannon juga melontarkan tuduhan serius terhadap Musk terkait konsumsi narkoba.

Lebih jauh lagi, ia menuduh Musk menggunakan pengaruhnya untuk mendapatkan informasi rahasia dari Departemen Pertahanan AS, khususnya mengenai kebijakan China.

Tuduhan ini dianggap sangat serius dan berpotensi membuka babak baru dalam hubungan Musk dengan pemerintahan AS.

Ketegangan ini bermula dari pernyataan Musk di media sosial X (sebelumnya Twitter), yang mendukung pemakzulan Trump dan menggantikan posisinya dengan Wakil Presiden JD Vance.

Pernyataan tersebut datang hanya beberapa jam setelah Trump mengancam akan memotong subsidi dan kontrak senilai miliaran dolar yang diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan milik Musk.

Elon Musk juga menegaskan kontribusinya terhadap kemenangan Trump dalam Pemilu Presiden AS 2024, dengan mengatakan bahwa tanpa bantuannya, Trump tidak akan menang.

Reaksi keras Bannon ini menambah bumbu panas dalam perseteruan antara Musk dan lingkaran Trump, memperlihatkan betapa rumitnya hubungan antara tokoh teknologi besar dan politik Amerika saat ini.

Pemerintah AS kini dihadapkan pada tekanan untuk menindaklanjuti tuduhan yang sangat serius tersebut.

Sejauh ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Musk ataupun pemerintah AS mengenai tuduhan Bannon tersebut. Namun, perkembangan ini tentu menarik untuk terus diikuti, mengingat dampaknya yang bisa sangat luas bagi dunia teknologi dan politik global