Viral! 2 Pendaki Nekat Turun ke Kawah Gunung Slamet demi Foto Diduga Langgar SOP

Dua pendaki Gunung Slamet viral karena turun ke kawah demi berfoto. Aksi ini melanggar SOP pendakian dan berpotensi membahayakan nyawa mereka maupun tim penyelamat

Viva, Banyumas - Gunung Slamet di Jawa Tengah kembali menjadi sorotan setelah potongan video yang memperlihatkan dua orang pendaki nekat turun hingga ke bibir kawah viral di media sosial. Video tersebut diunggah akun Instagram @penikmathutannusantara dan ramai dibicarakan warganet karena menunjukkan aksi berbahaya yang jelas melanggar aturan pendakian.

Dalam video yang berdurasi singkat itu, terlihat dua pendaki sedang duduk santai di antara kawah sambil berpose untuk berfoto.

Padahal, kawasan kawah Gunung Slamet dikenal sangat berbahaya karena memiliki potensi gas beracun, suhu ekstrem, serta kondisi tanah yang rawan longsor. Unggahan ini pun menuai reaksi keras dari para pecinta alam dan komunitas pendaki.

Banyak warganet mengecam tindakan keduanya yang dianggap tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga berpotensi menyusahkan tim penyelamat apabila terjadi kecelakaan.

“Ne­kat banget! Turun ke kawah jelas melanggar SOP pendakian. Jangan jadikan gunung sebagai tempat uji nyali,” tulis salah satu komentar warganet. Berdasarkan prosedur operasional standar (SOP) pendakian Gunung Slamet, pendaki dilarang keras melewati batas aman, terutama menuju area kawah.

Hal ini sudah disosialisasikan oleh pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan komunitas pecinta alam setempat.

Pendakian gunung bukan sekadar kegiatan rekreasi, melainkan juga menuntut tanggung jawab untuk menjaga keselamatan diri serta menghormati aturan yang berlaku.

Kawah merupakan zona berbahaya karena adanya potensi gas beracun seperti belerang (SO₂) yang bisa mematikan dalam hitungan menit.

Keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam setiap aktivitas pendakian. Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi lebih lanjut dari 2 pendaki yang nekat turun ke Kawah Gunung Slamet.

Selain itu, pendaki diminta mematuhi rambu peringatan, jalur resmi, dan aturan yang sudah ditetapkan.

Hal ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya untuk memastikan pengalaman mendaki tetap aman dan menyenangkan