FIFA Tak Bisa Sembarang Hukum Israel, Picu Kritik Standar Ganda

Gianni Infantino Angkat Bicara Soal Israel
Sumber :
  • instagram @gianni_infantino

Gianni Infantino tegaskan FIFA tak bisa menjatuhkan sanksi kepada Israel meski desakan internasional menguat. Sikap ini memicu kritik dugaan standar ganda FIFA

Terungkap! Alasan Rodrigo Holgado Datangi Malaysia Usai Dihukum FIFA

Viva, Banyumas - Presiden FIFA, Gianni Infantino, baru-baru ini menegaskan bahwa badan sepak bola dunia tidak bisa sembarangan menjatuhkan sanksi kepada Israel, meski tekanan dari komunitas internasional terus menguat.

Pernyataan ini memicu perdebatan luas dan tudingan adanya standar ganda FIFA dalam menghadapi konflik geopolitik. Dilansir dari AP, Infantino menekankan bahwa FIFA tidak memiliki kapasitas untuk menyelesaikan persoalan politik yang kompleks antara pihak-pihak yang terlibat konflik.

Negara-Negara yang Berhasil dengan Proyek Naturalisasi Pemain Sepak Bola

Menurutnya, peran utama FIFA adalah menjaga semangat sepak bola agar tetap menjadi alat pemersatu, bukan alat politik. Meski begitu, sikap FIFA terhadap Israel menuai kritik tajam. Banyak pihak menyoroti perbedaan perlakuan FIFA dibandingkan kasus Rusia pada 2022.

Saat itu, FIFA bersama UEFA dengan cepat menjatuhkan sanksi larangan bertanding kepada Rusia setelah invasi ke Ukraina. Namun, dalam kasus Israel yang dituding melakukan pelanggaran serius terhadap Palestina, FIFA memilih tidak mengambil langkah serupa.

Kasus Naturalisasi Malaysia Bukan yang Pertama, Ini Jejak Skandal Serupa di Dunia Sepak Bola

Ketua Federasi Sepak Bola Norwegia, Lise Klaveness, secara terbuka menyatakan bahwa keputusan ini tidak adil.

“Jika Rusia dicoret, Israel juga harus dicoret,” tegasnya. Kritik lebih keras datang dari Craig Mokhiber, mantan Direktur Komisi Tinggi PBB untuk HAM, yang menyebut sikap FIFA sebagai bentuk kemunafikan.

Ia menyoroti lambannya FIFA bertindak meski Israel sudah dinyatakan bersalah oleh berbagai lembaga internasional terkait dugaan genosida. Infantino sendiri menegaskan bahwa FIFA tetap memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan nilai-nilai persatuan, pendidikan, dan kemanusiaan melalui sepak bola.

Ia juga mengapresiasi ketahanan Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) di bawah kepemimpinan Jibril Rajoub dalam menghadapi situasi sulit. Wakil Presiden FIFA, Victor Montagliani, menambahkan bahwa status Israel sebagai anggota UEFA membuat keputusan sanksi lebih tepat ditentukan oleh federasi Eropa tersebut.

Artinya, FIFA berupaya melempar tanggung jawab ke UEFA, yang hingga kini juga belum mengambil tindakan tegas terhadap Israel. Dengan belum adanya keputusan resmi, timnas Israel tetap berhak melanjutkan perjuangannya di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa.

Mereka dijadwalkan menghadapi Norwegia pada 11 Oktober 2025 dan Italia pada 14 Oktober 2025. Situasi ini semakin memperpanjang perdebatan mengenai konsistensi FIFA dalam menjaga nilai keadilan dan netralitas di dunia sepak bola.

Kontroversi ini menunjukkan betapa erat kaitannya olahraga dengan politik global. Meski FIFA berusaha menjaga netralitas, keputusan yang berbeda dalam kasus Israel dan Rusia menimbulkan pertanyaan besar: apakah FIFA benar-benar netral, atau justru terjebak dalam standar ganda?