FIFA Tak Bisa Sembarang Hukum Israel, Picu Kritik Standar Ganda
- instagram @gianni_infantino
Ia menyoroti lambannya FIFA bertindak meski Israel sudah dinyatakan bersalah oleh berbagai lembaga internasional terkait dugaan genosida. Infantino sendiri menegaskan bahwa FIFA tetap memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan nilai-nilai persatuan, pendidikan, dan kemanusiaan melalui sepak bola.
Ia juga mengapresiasi ketahanan Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) di bawah kepemimpinan Jibril Rajoub dalam menghadapi situasi sulit. Wakil Presiden FIFA, Victor Montagliani, menambahkan bahwa status Israel sebagai anggota UEFA membuat keputusan sanksi lebih tepat ditentukan oleh federasi Eropa tersebut.
Artinya, FIFA berupaya melempar tanggung jawab ke UEFA, yang hingga kini juga belum mengambil tindakan tegas terhadap Israel. Dengan belum adanya keputusan resmi, timnas Israel tetap berhak melanjutkan perjuangannya di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa.
Mereka dijadwalkan menghadapi Norwegia pada 11 Oktober 2025 dan Italia pada 14 Oktober 2025. Situasi ini semakin memperpanjang perdebatan mengenai konsistensi FIFA dalam menjaga nilai keadilan dan netralitas di dunia sepak bola.
Kontroversi ini menunjukkan betapa erat kaitannya olahraga dengan politik global. Meski FIFA berusaha menjaga netralitas, keputusan yang berbeda dalam kasus Israel dan Rusia menimbulkan pertanyaan besar: apakah FIFA benar-benar netral, atau justru terjebak dalam standar ganda?.