Kasus Naturalisasi Malaysia Bukan yang Pertama, Ini Jejak Skandal Serupa di Dunia Sepak Bola

Malaysia sedang disorot imbas kasus Naturalisasi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA, Banyumas – Akhir-akhir ini, dunia sepak bola Asia diguncang oleh kasus naturalisasi Malaysia. FIFA menjatuhkan sanksi kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dengan denda CHF 350.000 serta tujuh pemain naturalisasi yang terbukti menggunakan dokumen bermasalah. Para pemain tersebut dijatuhi denda masing-masing CHF 2.000 dan larangan bermain selama 12 bulan.

Trionda: Bola Piala Dunia 2026 yang Punya Chip Sensor Gerak dan Desain Unik

Meski ramai diperbincangkan, kasus ini bukanlah yang pertama kali terjadi dalam sejarah sepak bola internasional. Sejumlah negara sebelumnya juga pernah menghadapi masalah serupa yang berujung pada sanksi berat dari FIFA maupun konfederasi regional.

Timor-Leste: Skandal Pemain Brasil

Terungkap! Alasan Rodrigo Holgado Datangi Malaysia Usai Dihukum FIFA

Timor-Leste pernah dikeluarkan dari Kualifikasi Piala Asia 2023 setelah kedapatan menggunakan sejumlah pemain asal Brasil dengan dokumen palsu. Para pemain itu disebut-sebut memiliki keturunan Timor, padahal dokumennya dimanipulasi agar memenuhi syarat naturalisasi. Akibatnya, pertandingan yang telah dimainkan Timor-Leste dibatalkan dan federasi mereka mendapat sanksi berat dari AFC.

Equatorial Guinea dan Emilio Nsue

Negara-Negara yang Berhasil dengan Proyek Naturalisasi Pemain Sepak Bola

Kisah kontroversial juga datang dari Equatorial Guinea. Emilio Nsue, yang sempat menjadi top skor Piala Afrika 2023 dan dianggap sebagai pahlawan nasional, akhirnya dinyatakan tidak sah bermain dalam beberapa laga resmi karena prosedur perpindahan afiliasi dari Spanyol tidak ditempuh sesuai aturan FIFA.

Akibat pelanggaran tersebut, pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Namibia dan Liberia dinyatakan forfeit, sementara federasi Equatorial Guinea dijatuhi denda. Nsue sendiri juga dijatuhi larangan bermain selama enam bulan. Kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana kelalaian administrasi dapat merusak prestasi yang sudah susah payah dibangun di lapangan, sekaligus mencoreng reputasi Equatorial Guinea di dunia internasional.

Kasus Lain di Amerika Selatan dan Afrika

Selain dua kasus besar tersebut, sejarah sepak bola juga mencatat sejumlah negara di Amerika Selatan dan Afrika yang mencoba mempercepat proses naturalisasi pemain tanpa mematuhi regulasi FIFA. Praktik ini biasanya dilakukan untuk mengejar prestasi instan dengan menambah kualitas skuad lewat pemain asing. Langkah cepat ini seringkali mengabaikan prosedur resmi yang seharusnya menjadi syarat mutlak.

Meski tidak semuanya terungkap secara publik, investigasi FIFA kerap menemukan ketidaksesuaian dokumen, terutama terkait syarat garis keturunan dan domisili. Beberapa kasus bahkan baru terungkap setelah turnamen besar berlangsung, sehingga menimbulkan polemik dan protes dari negara lawan. Kondisi ini membuat kepercayaan publik terhadap federasi sepak bola yang terlibat semakin merosot.

Naturalisasi pemain sejatinya dimaksudkan untuk memperkuat tim nasional dan memperkaya kompetisi. Dengan hadirnya pemain berdarah asing, sebuah tim bisa menambah kedalaman skuad, memperbaiki kualitas permainan, serta meningkatkan daya saing di level internasional.

Namun, tanpa tata kelola yang baik, langkah ini bisa berbalik menjadi bumerang. Kasus Malaysia, Timor-Leste, hingga Equatorial Guinea menjadi pengingat bahwa sepak bola bukan hanya soal permainan di lapangan, tetapi juga soal integritas administrasi di balik layar.