Prabowo Ultimatum! Punya Gagasan Aneh dan Lambat Bekerja? Kursi Jabatan Bisa Melayang!

Presiden RI Prabowo Subianto
Sumber :
  • YouTube tvOne

VIVA, Banyumas – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menegaskan komitmennya dalam menciptakan pemerintahan yang efektif dan profesional.

Dalam sambutannya saat membuka Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) Ke-49 di ICE BSD, Tangerang Selatan, pada Rabu, 21 Mei 2025, Prabowo memberikan peringatan tegas kepada seluruh pejabat negara.

“Dunia berubah, yang lamban, yang males, yang punya pemikiran-pemikiran aneh-aneh harus minggir dan kita akan pinggirkan. Kita akan pinggirkan mereka-mereka yang tidak bekerja dengan baik,” tegas Prabowo dikutip dari VIVA.co.id pada Rabu (21/5/2025).

Pernyataan ini menunjukkan arah kebijakan Prabowo yang ingin mendorong percepatan reformasi birokrasi serta menciptakan iklim kerja yang produktif dan efisien.

Prabowo juga menyoroti pentingnya penyederhanaan regulasi sebagai langkah krusial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja.

“Sederhanakan semua proses, buat iklim sebaik mungkin untuk semua pihak yang ingin bekerja, dari luar negeri maupun dari dalam negeri,” ujarnya.

Dalam kapasitasnya sebagai Presiden dan mantan Menteri Pertahanan, Prabowo menekankan bahwa pejabat yang tidak sejalan dengan visi kemudahan regulasi akan segera digantikan.

Ia menyoroti besarnya potensi generasi muda Indonesia yang siap mengambil alih posisi-posisi strategis jika diberikan kepercayaan.

“Pejabat yang tidak mau menyederhanakan regulasi akan saya ganti, akan saya copot. Banyak anak-anak muda yang nunggu diberi kesempatan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Prabowo menyoroti tugas utama pejabat pemerintah dan lembaga regulator sebagai pelayan masyarakat yang harus memfasilitasi dunia usaha, khususnya di sektor energi yang tengah menjadi sorotan nasional.

Indonesia saat ini memiliki puluhan blok migas yang siap ditawarkan kepada investor.

Namun, menurut Prabowo, potensi besar ini bisa terhambat jika aturan masih terlalu rumit dan birokrasi tidak mendukung iklim investasi.

"Saya minta badan-badan regulasi, sederhanakan regulasi. Saya ulangi sederhanakan regulasi. Ini ada kecenderungan tidak hanya di Indonesia, tetapi Indonesia ahlinya. Indonesia ahli membuat regulasi yang demikian sulit untuk kita sendiri. Ini harus kita kurangi," pungkas Prabowo.