3 Drama Panas di Malaysia: Presiden FAM Mundur Hingga FIFA Jatuhkan Hukuman Berat Gegara Naturalisasi Palsu
- instagram @malaysia_nt
FAM Malaysia terguncang. Presiden Joehari Ayub mundur usai enam bulan menjabat. FIFA kemudian menjatuhkan sanksi denda Rp7,3 miliar dan larangan bermain bagi tujuh pemain naturalisasi
Viva, Banyumas - Tahun 2025 menjadi periode kelam bagi Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Rentetan masalah, mulai dari konflik internal, drama antara pelatih dan pengurus, hingga skandal naturalisasi, membuat citra sepak bola Malaysia terguncang.
Berikut 3 drama panas yang melanda dunia sepak bola Malaysia yang dilansir dari tvonenews.
1.Pelatih Baru - Peter Cklamovski
Awal tahun, FAM menunjuk Peter Cklamovski sebagai pelatih baru menggantikan Kim Pang-gon. Tak lama berselang, Datuk Joehari Ayub resmi terpilih sebagai Presiden FAM pada Februari 2025. Joehari langsung melakukan gebrakan besar dengan menaturalisasi tujuh pemain asing untuk memperkuat Harimau Malaya, terutama dalam menghadapi Kualifikasi Piala Asia 2027.
Langkah itu semula dipandang positif oleh publik. Malaysia bahkan sukses menaklukkan Vietnam dengan skor mencolok 4-0 pada Juli 2025.
Namun, kemenangan tersebut justru diwarnai ketegangan. Joehari Ayub merasa tersinggung dengan pernyataan pelatih Cklamovski yang menyebut adanya “sabotase internal” bila tim gagal. Pernyataan itu memunculkan tanda tanya besar soal disharmoni di tubuh FAM.
2.Joehari Ayub Mundur - 1 Bulan Menjabat Presiden FAM
Ketegangan internal semakin memanas. Hanya sebulan kemudian, Joehari Ayub membuat keputusan mengejutkan: ia mundur dari jabatannya sebagai Presiden FAM. Padahal, ia baru memimpin selama enam bulan.
Alasan kesehatan disebut sebagai faktor utama, meski publik menduga ada tekanan politik dan konflik kepentingan yang tidak terungkap. Posisi Joehari lalu digantikan oleh wakilnya, Datuk Wira Mohd Yusoff Haji Mahadi. Belum reda dari drama internal, badai lebih besar kembali menghantam.
3.Sanksi FIFA
FIFA resmi menjatuhkan sanksi berat kepada FAM setelah terungkap adanya pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi. Nama-nama seperti Facundo Garces, Hector Hevel, Gabriel Palmero, hingga Joao Figueiredo disebut terlibat.
Dalam pernyataannya pada Jumat (26/9/2025), FIFA menegaskan bahwa FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) tentang pemalsuan dokumen.
Akibatnya, FAM didenda 350 ribu CHF atau setara Rp7,3 miliar. Sementara, ketujuh pemain naturalisasi tersebut dijatuhi sanksi larangan bermain selama 12 bulan serta denda individu 2.000 CHF (Rp41,8 juta).
Kabar ini sontak mengguncang publik sepak bola Malaysia. Program naturalisasi yang awalnya digadang-gadang sebagai solusi kini berubah menjadi bumerang. Kritik keras pun bermunculan, menuding FAM tidak transparan dalam proses perekrutan pemain asing.
Situasi ini menjadi pukulan telak bagi masa depan sepak bola Malaysia. Dengan kepemimpinan yang baru, FAM dituntut melakukan pembenahan serius agar Harimau Malaya bisa bangkit dari krisis dan kembali bersaing di level internasional