Motif Gelap Mutilasi Mojokerto: Gaya Hidup Tinggi Picu Tragedi Alvi Nekat Potong Tubuh Tiara Jadi 65 Bagian

Polisi Ungkap Motif kasus mutilasi Mojokerto
Sumber :
  • instagram @polres_mojokerto

Polisi mengungkap motif gelap di balik kasus mutilasi Mojokerto. Gaya hidup tinggi korban dan cekcok dengan kekasihnya memicu tragedi berdarah.

Misteri Suami Siri dan Dugaan Kehamilan di Balik Mutilasi di Mojokerto

Viva, Banyumas - Kasus mutilasi Mojokerto yang menggemparkan masyarakat Jawa Timur akhirnya menemukan titik terang. Potongan tubuh korban bernama Tiara Angelina Saraswati (25) ditemukan di kawasan Pacet-Cangar, Mojokerto, pada Sabtu (6/9/2025).

Setelah penyelidikan intensif, pihak kepolisian menetapkan kekasih korban, Alvi Maulana (24), sebagai pelaku utama. Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, mengungkapkan bahwa motif keji di balik kasus mutilasi Mojokerto dipicu oleh gaya hidup korban yang dinilai terlalu tinggi.

Fakta Kasus Ojol Mutilasi Kekasih di Mojokerto: Dari 63 Potongan Daging Ditemukan hingga Identitas Korban Terkuak

Menurut keterangan polisi, Alvi sering kewalahan dalam memenuhi tuntutan finansial sang kekasih. Kondisi ini membuat hubungan keduanya kerap diliputi pertengkaran dan emosi tidak terkendali. Tragedi bermula ketika Alvi mendatangi rumah korban.

Dikutip dari akun Instagram Polreta Mojokerto, Tiara disebut menunda membukakan pintu hingga hampir satu jam. Ketika akhirnya bertemu, keduanya terlibat cekcok hebat. Emosi Alvi memuncak hingga ia melakukan tindakan fatal dengan menyerang korban.

Bobi Mutilasi dan Konsumsi Daging Teman Sendiri, Polisi Pesisir Selatan Beberkan Fakta Mengejutkan

Dari situlah rangkaian peristiwa berdarah terjadi hingga berakhir pada mutilasi. Polisi mendalami dugaan bahwa tindakan ini bukan hanya akibat spontan emosi, melainkan juga tekanan psikologis yang telah menumpuk dalam hubungan mereka.

Fakta-fakta yang terungkap di lapangan menguatkan bahwa motif dendam bercampur frustrasi menjadi pemicu utama. Kasus mutilasi Mojokerto ini menimbulkan keprihatinan luas. Banyak pihak menilai bahwa gaya hidup tinggi dan hubungan toksik dapat menjadi pemicu konflik serius bila tidak dikelola dengan baik.

Halaman Selanjutnya
img_title